Pernikahan memang tidak disertai jaminan kebahagiaan. Namun jika Anda dan
suami memiliki 13 hal sederhana ini, sebuah komitmen pasti terasa
manis.
Penulis buku Building a Love that Lasts: The Seven Surprising Secrets of
Successful Marriage , Dr. Charles D. Schmitz dan Dr. Elizabeth A.
Schmitz telah melakukan berbagai penelitian di berbagai belahan dunia
mengenai pernikahan. Dalam buku tersebut, kedua ahli pernikahan ini
membeberkan ciri-ciri pernikahan yang memiliki kesempatan besar
menjalani komitmen dengan bahagia. Cek bersama pasangan, yuk, apakah
Anda berdua sudah memenuhi kriterianya?
1 Baru menikah hingga Anda berumur 25 tahun atau lebih. Menurut
penelitian, pasangan yang menikah setelah umur 25 tahun mempunyai
kesempatan untuk bertahan lebih lama dalam pernikahannya. Faktor
pengalaman dan kedewasaan yang diperoleh seiring usia tersebut dipercaya
membuat sebuah pernikahan bahagia.
2 Penelitian yang dilakukan oleh Jeffrey Dew di Utah State University
pada medio 2009 mengungkapkan bahwa alasan utama perceraian terjadi
adalah karena uang. Menurut Dew, pasangan yang seminggu sekali
bertengkar karena uang mempunyai kemungkinan sebesar 30 persen untuk
bercerai dibandingkan dengan mereka yang bertengkar dengan topik sama
selama sebulan sekali. Oleh karena itu, mempunyai pekerjaan tetap dan
penghasilan stabil sebelum memutuskan menikah sangatlah penting.
3 Bicara soal anak, sangat disarankan untuk memiliki anak ketika sudah
siap lahir batin, saling memahami, dan siap menjadi orangtua yang
bertanggung jawab mendidik buah hati. Menunggu selama setahun setelah
menikah rasanya cukup untuk menyiapkan diri. Ingat, meski anak adalah
sumber kebahagiaan, tapi jika Anda berdua belum siap, Anda akan stres
dan anak pula yang akan menjadi korban.
4 Pasangan yang menjalankan nilai-nilai dalam agama alias religius
cenderung memiliki kemungkinan kecil untuk bercerai. Pasalnya, keyakinan
spritual akan membimbing mereka menciptakan pernikahan yang utuh.
5 Pendidikan ternyata memengaruhi risiko perceraian. Dalam bukunya,
Charles dan Elizabeth mengungkapkan bahwa pasangan yang terpelajar akan
menuntun pasangan untuk lebih saling mengerti, saling melengkapi, dan
lebih bertoleransi satu sama lain. Fakta menarik lain juga disampaikan
kedua penulis ini. Ternyata wanita berpendidikan cenderung menikahi pria
berpendidikan lebih rendah daripada dia. “Tingkat kebahagiaannya juga
lebih besar,” ungkap Charles.
6 Pastikan bahwa pasangan Anda adalah sahabat Anda. Sebab saling
mencintai tak cukup untuk membuat pernikahan berhasil. Ingat, Anda akan
menghabiskan seumur hidup dengannya, lho! Jika ia sahabat Anda, maka
setiap hari pun rasanya Anda tak akan bosan bersama dengannya.
7 Tak peduli pernikahan Anda begitu sempurna, setiap pasangan pasti
pernah bertengkar. Jika momen ini terjadi, bertengkarlah tanpa adu otot
dan saling menyakiti. Hal yang salah pula jika Anda memilih untuk
memendam semua kekesalan dan membawanya ke tempat tidur. Sebab ini
adalah salah satu pemicu paling kuat menuju gerbang perceraian.
8 Ketika Anda menikah, bukan berarti Anda harus melepaskan jati diri,
lho. Jika Anda memang orang yang senang tertawa keras atau pribadi yang
blak-blakan, tetaplah demikian. Kehilangan jati diri hanya karena Anda
menikah justru akan membuat pernikahan terasa hampa.
9 Kesetiaan merupakan kunci pernikahan yang bahagia. Jadi ingatlah,
jangan pernah mengkhianati sumpah setia yang Anda berdua ucapkan di hari
pernikahan. Bahkan sekadar berkirim pesan “nakal“ di instant messenger
dengan tujuan bercanda pun jangan dilakukan.
10 Meski hidup bersama, Anda berdua haruslah memiliki waktu sendiri
alias me time . Charles dan Elizabeth tak henti-hentinya mengingatkan
pentingnya hal ini. Apalagi berdasarkan penelitian selama tiga puluh
tahun, mereka menemukan fakta bahwa setiap manusia cenderung memiliki
kebutuhan untuk menjadi dirinya sendiri dari waktu ke waktu. Jika Anda
berdua melakukan ini, percayalah pernikahan akan berbuah manis.
11 “Bicarakan tentang apa saja dan bicarakan semuanya bersama pasangan
Anda,” tulis Elizabeth dalam bukunya. Membiasakan kegiatan ini akan
membuat komunikasi menjadi lebih terbuka dan lebih jujur. Jika Anda
memang pendiam, tindakan ini merupakan latihan yang tepat.
12 Kekaguman pada Si Dia tak semestinya berhenti setelah Anda menikah.
Justru perasaan ini harus senantiasa dipupuk, demikian pula dengan rasa
hormat. Langgengnya sebuah pernikahan biasanya bermula dari dua sikap
ini. Di mana Anda berdua tak henti-hentinya menunjukkan iktikad baik
pada pasangan. Yang terpenting, lakukanlah tanpa pamrih. Mengucapkan
terima kasih, ketika pasangan menyiapkan sarapan, mencium keningnya saat
hendak bekerja, menyisipkan kata, “Tolong,” ketika meminta pasangan
melakukan sesuatu adalah beberapa contoh sederhana yang bisa dilakukan
mulai hari ini.
13 Pernikahan yang bahagia dimulai dengan “menanam” perbuatan sederhana
yang dipupuk dengan cinta dan kasih sayang. Seiring musim yang berganti,
mungkin saja “tanaman” ini akan layu atau mengering, namun cinta sejati
akan membuatnya kuat. Artinya Anda berdua harus bekerja keras dan
mulailah dengan hal-hal sederhana. Sudahkah Anda berdua melakukannya?