Ciuman yang dilakukan oleh pasangan melibatkan terjadinya pertukaran cairan. Kondisi ini memicu terjadinya alergi khususnya pada orang yang tidak memiliki antibodi terhadap alergen tertentu. Untuk itu waspadai terjadinya alergi akibat ciuman.
Para ahli alergi menuturkan menyikat gigi atau menunggu beberapa saat setelah makan tidak bisa mencegah terjadinya alergi pada beberapa orang yang diketahui memiliki alergi makanan atau obat-obatan.
"Pada beberapa pasangan, air liur yang dimilikinya kadang masih mengandung alergen meski sudah sikat gigi atau menunggu beberapa jam setelah makan," ujar Dr Sami Bahna, seorang ahli alergi, seperti dikutip dari MedIndia, Sabtu (21/1/2012).
Dr Bahna menuturkan reaksi alergi yang terjadi setelah ciuman memang jarang terjadi, biasanya disebabkan oleh ketidaktahuan dari pasangan. Gejala yang muncul termasuk pembengkakan bibir dan tenggorokan, muncul ruam, gatal-gatal serta mengi.
Para ahli merekomendasikan untuk saling terbuka satu sama lain, serta bagi pasangan yang tidak memiliki alergi sebaiknya menyikat gigi, membilas mulut dan menghindari makanan atau pemicu alergi selama 16-24 jam sebelum melakukan ciuman.
"Meski begitu pada beberapa kasus kadang langkah-langkah ini bisa tidak membantu. Hal yang terpenting adalah segera konsultasikan ke rumah sakit jika timbul gejala dan beri penjelasan bahwa dirinya memiliki alergi pada dokter yang menangani," ujar Dr Bahna.
Dr Bahna menceritakan seperti kasus yang terjadi pada pria 30 tahun yang memiliki alergi kacang mengalami anafilaksis (reaksi alergi parah) berulang yang bisa mengancam nyawa. Ia mengalami bibir bengkak dan gatal di mulut ketika sang pacar menciumnya dan diketahui ia mengonsumsi kacang 2 jam sebelumnya, meski ia sudah gosok gigi, berkumur dan mengunyah permen karet.
Selain itu para ahli alergi juga melihat kasus orang yang alergi terhadap bahan kimia di sperma, pelumas, lateks atau bahkan air mani pasangan. Beberapa orang mengembangkan gatal-gatal atau mengi akibat bahan kimia yang dikeluarkan tubuh saat sedang melakukan interaksi seksual.
"Bagi orang yang alergi terhadap air mani pasangan, saya sarankan menggunakan kondom atau desensitisasi berupa imunoterapi atau suntikan alergi. Tapi alergi bisa diatasi jika diketahui pemicunya, sehingga tidak ada yang menderita," ujar Dr Bahna.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar