Definisi mengenai autisme sedang direvisi oleh para pakar. Perubahan yang diusulkan tersebut akan mengurangi tingkat diagnosis gangguan dan mungkin membuat banyak orang lebih sulit memenuhi kriteria untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, pendidikan dan sosial yang sesuai.
Para pakar yang ditunjuk oleh American Psychiatric Association (APA) sedang menggodok matang-matang perubahan definisi dan diagnosis tersebut. APA merupakan organisasi profesi yang menerbitkan buku pedoman diagnosis gangguan jiwa, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM).
Saat ini, DSM telah mengalami revisi sebanyak empat kali dan sedang dalam tahap revisi yang kelima. Revisi kali ini dianggap revisi besar pertama dalam 17 tahun terakhir.
DSM adalah referensi standar untuk mendiagnosis gangguan mental, mengarahkan penelitian, pengobatan dan keputusan asuransi. Kebanyakan ahli berharap bahwa panduan baru ini akan mempersempit kriteria autisme. Namun pertanyaannya adalah, seberapa sempit?
Autisme adalah suatu kondisi di mana seseorang tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan nampak seperti memiliki dunianya sendiri, serta memiliki aktivitas dan minat yang obsesif.
Diagnosis mengenai autisme sebenarnya masih memicu perdebatan para ahli akan keakuratannya.
Selama bertahun-tahun, banyak ahli berpendapat bahwa ketidak jelasan kriteria autis saat ini dan gangguan lain yang terkait, seperti sindrom Asperger, berkontribusi terhadap peningkatan jumlah diagnosis.
Autisme memiliki banyak kriteria diagnosis dengan tingkat gangguan yang rendah hingga tinggi. Untuk lebih memudahkan diagnosis, para ahli membagi diagnosis autis menjadi beberapa spektrum berdasarkan tingkatan gejala yang diperlihatkan.
"Perubahan ini akan mempersempit begitu banyak diagnosis sehingga secara efektif dapat mengakhiri bermacam-macam spektrum autisme," kata Dr Fred R. Volkmar, direktur Pusat Studi Anak di Yale School of Medicine dan seorang penulis proposal yang mengajukan revisi kriteria diagnosis autisme seperti dilansir New York Times, Jumat (20/1/2012).
Dalam analisisnya, Dr Volkmar bersama dengan Brian Reichow dan James McPartland di Yale University, menggunakan data dari penelitian besar di tahun 1993 yang mendasari perubahan kriteria saat ini.
Analisanya berfokus pada 372 anak-anak dan orang dewasa yang memiliki fungsi autisme tertinggi dan menemukan bahwa hanya 45% dari peserta penelitian yang memenuhi syarat untuk didiagnosis memilik spektrum autisme.
Setidaknya satu juta anak-anak dan orang dewasa memiliki diagnosis autisme atau gangguan terkait, seperti sindrom Asperger dan gangguan perkembangan PDD-NOS. Penderita Asperger atau PDD-NOS memiliki beberapa gejala yang mirip seperti penderita autisme, tetapi tidak memenuhi definisi autisme sepenuhnya.
Perubahan yang diusulkan saat ini akan menggabungkan ketiga diagnosa tersebut menjadi satu kategori, gangguan spektrum autisme. Sindrom Asperger dan PDD-NOS akan dihilangkan dari buku panduan. Berdasarkan kriteria ini, seseorang dapat memenuhi syarat untuk didiagnosis autisme jika menunjukkan 6 atau lebih dari 12 perilaku yang menjadi gejalanya.
Perubahan ini diduga akan menyebabkan sekitar seperempat orang yang diidentifikasi mengalami autisme pada tahun 1993 menjadi tidak begitu teridentifikasi oleh kriteria yang diusulkan sekarang.
Sekitar tiga perempat penderita sindrom Asperger juga tidak akan memenuhi syarat dan 85 persen penderita PDD-NOS juga tidak akan memenuhi kriteria diagnosis.
"Saya sangat prihatin tentang perubahan dalam diagnosis, karena saya bertanya-tanya apakah anak saya akan memenuhi syarat. Dia memiliki kelainan yang sebagian disebabkan oleh sindrom Asperger. Saya berharap akan mendapatkan tempat tinggal yang dapat mendukungnya, namun itu tergantung pada diagnosisnya," kata Mary Meyer dari Ramsey, New Jersey.
Diagnosis sindrom asperger penting untuk membantu putri Ny Meyer yang berusia 37 tahun untuk mendapatkan akses kepada layanan kesehatan yang telah sangat membantu selama ini.
Para ahli yang bekerja di Psychiatric Association sangat tidak setuju tentang dampak perubahan yang diusulkan. Para ahli ini telah memperkirakan sebelumnya akan ada lebih banyak orang yang tidak memenuhi kriteria diagnosis akibat perubahan ini. Revisi DSM ini masih mencapai 90% dan akan selesai pada akhir pada Desember tahun ini.
"Ketakutan kami adalah justru akan terjadi langkah kemunduran yang besar. Jika dokter berkata, 'Anak-anak ini tidak sesuai dengan kriteria diagnosis spektrum autisme', maka mereka tidak akan mendapatkan dukungan dan layanan yang mereka butuhkan," kata Lori Shery, presiden Asperger Syndrome Education Network.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar