M. Salahuddien, pengamat dan praktisi internet Indonesia, menyatakan bahwa Google sepertinya masih ingin main aman sebelum ekspansi jor-joran di Indonesia. Sebab, meski jumlah pengguna internet Indonesia terbilang besar, namun transaksi e-commerce yang beredar masih kecil untuk ukuran Google.
"Kalau untuk skala dan standar yang Google harapkan, tentu belum cukup karena marketnya kecil transaksinya baru kerumunan doang gak ada duit. Lain soal kalau Google justru ingin masuk untuk menjadi pelopor bahkan mendorong supaya market lekas tumbuh," tukas pria yang biasa disapa Didin Pataka ini kepada detikINET.
"Sehingga Google pasti main aman menunggu market tumbuh, proyek UKM ini untuk testing the water saja. Infrastruktur tetap akan di Singapura," lanjutnya.
Tes pasar ini, menurut Didin, diperlukan Google untuk mengukur kekuatan dari market terhadap apa yang dijajakan Google. Hanya saja dari segi transaksi bisnis dinilai kecil.
"Dari segi angka, tentu saja cukup meyakinkan, 60 juta user reguler (pengguna internet), konten lokal, 90 juta mobile data user dimana lebih dari 30 juta adalah Android. Market Indonesia baru kerumunan," imbuh pengurus baru tim pengawas internet Indonesia Id-SIRTII ini.
Lalu bagaimana dengan potensi pengiklan online? Untuk hal yang satu ini, Didin menilai hal itu tentu saja bisa digarap Google. Namun itu berpulang lagi terhadap keseriusan mereka.
"Lagi pula, kalau dari Singapura saja iklannya bisa masuk ngapain harus buka kantor di sini? Bukan artinya bisnis iklan online masih kecil, enggak juga. Tapi masih terlalu kecil untuk bikin dia (Google-red.) bikin keputusan membangun di sini," terangnya.
"Masih cukup dilayani mirror terbatas di lokal partner, paling nambah saja. Infrastruktur besarnya tetap di Singapura," ia menandaskan.
Sebelumnya, Google baru saja menegaskan penetrasinya di ranah online Indonesia lewat GIBO yang menyasar UKM. Tujuan utama gerakan Bisnis Lokal Go Online ini adalah untuk membuat website dan mendorong UKM aktif secara online dalam waktu satu tahun ke depan.
Untuk mewujudkan program ini, Google bekerja sama dengan Kementerian Koordinasi Perekonomian, Kadin, Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), Bakrie Connectivity, Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika, dan Ilmu Komputer (APTIKOM), Melsa serta Multiply.
Untuk membuat sebuah situs, UKM cukup mengunjungi situs resmi Bisnis Lokal Go Online, yaitu www.bisnisgoonline.co.id dan memasukkan informasi usaha mereka seperti nomor izin usaha, nomor telepon kantor, dan informasi lainnya seperti alamat dan jam kerja.
Dalam menjalankan program ini, Google menggunakan Business SiteBuilder, sebuah peranti lunak untuk desain website bisnis gratis milik Google. Peranti ini memungkinkan website secara otomatis dapat diakses melaui telepon seluler cerdas dan feature phone.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar