Dalam sebuah penelitian yang dimuat di The Journal of Paediatrics, terungkap bahwa masa kini terukur rata-rata 0,45 kg lebih berat dan 1,25 cm lebih panjang. Data tersebut ditarik berdasarkan data yang dihimpun sejak tahun 1929 sampai tahun 1970-an.
"Apa yang dianggap sebagai bayi besar pada tahun 1930 tidak akan dianggap sebagai bayi besar saat ini," kata peneliti, Ellen Demerath, profesor di University of Minnesota School of Public Health's Division of Epidemiology and Community Health.
Selain itu, berat badan ibu saat hamil juga meningkat sepanjang periode pengamatan tersebut. Karena itulah, banyak pakar berspekulasi bahwa peningkatan ukuran bayi masa kini dan faktor kegemukan pada ibu hamil saling berhubungan dan meningkatkan risiko obesitas pada anak di kemudian hari.
Namun spekulasi ini terbantahkan dalam sebuah pengamatan yang dilakukan terhadap 620 bayi di Ohio, Amerika Serikat. Bayi-bayi itu diukur panjang dan berat badannya saat lahir, lalu diamati secara berkelanjutan dan diukur kembali saat berusia 3 tahun.
Prof Ellen Demerath, ilmuwan dari University of Minnesota yang melakukan penelitian itu menyimpulkan tidak ada hubungan antara berat badan saat lahir dengan risiko kegemukan di kemudian hari. Banyak faktor yang mempengaruhi berat badan bayi saat lahir, antara lain konsumsi susu formula oleh ibu hamil.
Demerath mengatakan lambatnya tingkat pertumbuhan menantang orang-orang yang percaya bahwa bayi besar yang harus disalahkan untuk epidemi obesitas saat ini. Namun seperti dikutip dari FoxNews, Rabu (4/1/2012), sebagian ahli memperingatkan bahwa sulit untuk memprediksi pertumbuhan seseorang pada usia dini secara keseluruhan.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar