Jika kita membicarakan game RTS, maka hampir tidak mungkin untuk tidak menyebut franchise Command & Conquer: Red Alert yang fenomenal. Memasuki serinya yang ketiga, Red Alert masih mampu tampil memesona dengan cita rasa gameplay yang konvensional. Walaupun kini hadir dengan kualitas grafis yang luar biasa, gamer masih mampu menemukan identitas sebuah game Red Alert yang seolah tidak pernah hilang.
Identitas yang berhasil dibangun dengan cukup solid di seri pertamanya, ketika Red Alert masih berada di bawah tangan dingin Westwood Studios. Bagi gamer yang sudah mengikuti franchise ini sejak awal, Red Alert yang dirilis di tahun 1996 adalah sebuah game yang luar biasa, bahkan hingga saat ini.
Red Alert yang pada awalnya dirilis untuk PC memang berhasil mencapai kesuksesan yang luar biasa. Pada tahun 1998, game ini dirilis ulang untuk konsol sejuta umat – Playstation lewat seri “Retaliation” yang hadir tidak sekedar sebagai sebuah port belaka. Red Alert Retaliation memuat semua expansion pack Red Alert yang sempat dirilis di PC, yang tentu saja menghadirkan banyak konten baru dibandingkan seri Red Alert awal. Retaliation membawa map skirmish dan unit perang baru untuk kedua kubu – Allied Forces dan Russia. Game yang satu ini harus diakui merupakan salah satu game RTS terbaik yang pernah dirilis untuk Playstation.
Bagi saya pribadi, Red Alert Retaliation merupakan sebuah babak hidup yang unik di dalam kehidupan sebagai seorang gamer. Percaya atau tidak, game ini diperkenalkan oleh ayah saya yang waktu itu bahkan tidak nyaman untuk memegang sebuah kontroler Playstation. Beliau yang sempat singgah di toko game bajakan ternyata tertarik dengan cover game Red Alert Retaliation yang memang memperlihatkan game perang yang epik. Alangkah terkejutnya saya ketika ayah meminjam Playstation di akhir minggu dan memperlihatkan sebuah permainan Red Alert yang fasih. Lewat tangan tuanya, dia bisa mengalahkan tiga negara sekaligus di map Skirmish. Shock dan terpana menjadi awal ketertarikan saya pada Red Alert Retaliation.
Plot
Walaupun hadir sebagai sebuah game RTS dengan grafis yang sederhana, Red Alert mampu menghadirkan jalinan plot yang luar biasa. Perang antar dua kubu besar – Allied dan Russia bukannya terjadi tanpa alasan yang solid. Di sebuah sebuah cabang waktu alternatif, tepatnya di tahun 1946, sang ilmuwan jenius – Albert Einstein menemukan sebuah mesin yang memungkinkannya untuk menjelajahi waktu. Tanpa pikir panjang, Einstein langsung menggunakannya untuk mencegah horror yang sempat terjadi di dunia. Ia kembali ke tahun 1924, bertemu dengan Adolf Hitler, dan berhasil mencegahnya untuk tampil sebagai diktator yang akan memicu perang dunia. Namun, ternyata keputusan ini berujung pada konsekuensi fatal yang lain.Dengan dunia yang tidak pernah melewati perang Dunia II yang katastropik, Russia tumbuh menjadi negara superpower dengan kemampuan militer yang luar biasa. Di bawah kepemimpinan tangan besi Stalin, Rusia mulai mewujudkan mimpinya untuk membentuk sebuah negara Eurasian. Setelah menundukkan China dengan mudah, Russia mulai menargetkan serangan pada negara-negara besar di Eropa. Perang besar pun tak terelakkan. Pasukan Allied pun bersatu untuk mencegah ambisi Russia ini.
Gameplay yang ditawarkan oleh Red Alert Retaliation sendiri merupakan cikal bakal dari banyak gamer RTS saat ini. Dengan menggunakan satu resource saja, Anda dituntut untuk membangun base dan menyusun pasukan yang mampu menyerang secara efektif. Setiap bangunan memiliki fungsinya masing-masing, dari mengumpulkan ore untuk resource hingga membuka teknologi untuk pasukan yang lebih kuat. Misinya sederhana, bertahan dari serangan pasukan musuh dan menghancurkan mereka. Untuk sebuah game yang diport dari PC, game ini harus diakui berhasil mengadaptasi semua skema kontrol dengan sangat baik.
Anda tidak akan merasa kesulitan untuk memainkannya dengan joystick. Untuk mode campaign, gameplay yang sama dihadirkan dengan satu plot utama. Red Alert Retaliation sendiri dirilis dalam dua keping CD, Campaign untuk Allies dan Russia.
0 komentar:
Posting Komentar