Sekitar 8 persen pengidap diabetes berisiko mengalami kebutaan akibat Retinopati Diabetik (RD), yakni kerusakan mata yang dipicu oleh komplikasi diabetes. Risiko ini meningkat karena beberapa faktor, salah satunya kebiasaan merokok.
"Rokok juga termasuk faktor risiko," kata Dr Gitalisa Andayani, SpM dari Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saat ditemui dalam Workshop Penanganan Laser untuk RD di Klinik Mata Kirana RS Cipto Mangunkusumo, Rabu (11/1/2012).
Menurut Dr Gita, 60 persen pengidap diabetes tipe apapun berisiko mengalami RD dengan berbagai tingkat keparahan. Pada 8 persen pengidap diabetes, RD bisa menyebabkan kebutaan dan risiko ini bisa meningkat karena berbagai faktor salah satunya rokok.
Faktor lain yang bisa meningkatkan risiko kebutaan akibat RD pada pengidap diabetes adalah durasi penyakit. Umumnya RD muncul pada tahun ke-5 sejak pasien mulai mengalami kondisi diabetes, namun perlu diingat bahwa diabetes itu sendiri kadang-kadang sering terlambat terdeteksi.
Selain itu, kontrol gula darah yang buruk juga meningkatkan risiko kebutaan akibat RD. Semakin sering kadar gulanya naik turun tidak menentu, semakin besar pula risiko terjadinya kerusakan pada pembuluh darah halus salah satunya pada retina mata yang merupakan pemicu RD.
Obesitas juga termasuk faktor risiko untuk mengalami RD, termasuk dampak paling buruknya yakni kebutaan permanen. Oleh karena itu para pengidap diabetes sangat dianjurkan untuk mengontrol berat badan, salah satunya dengan diet dan olahraga secara teratur.
Bukan itu saja, kadar kolesterol serta tekanan darah juga bisa mempengaruhi risiko untuk mengalami RD. Makin tinggi kadar kolesterol dan tekanan darahnya, jantung dan mata sama-sama makin rentan terhadap kerusakan khususnya pada pengidap diabetes.
"Bagi pengidap diabetes, tekanan darah tinggi itu biasanya 'temenan' dengan RD. Kolesterol juga, itu bisa meningkatkan risiko RD," tambah Dr Gita.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar