Pages

Selasa, 24 Januari 2012

Wanita Lebih Sensitif Rasakan Nyeri Dibanding Pria

img
Pria dan wanita seringkali memiliki persepsi yang berbeda terhadap rasa sakit. Beberapa nyeri juga diketahui terkait dengan kondisi fibromyalgia, migrain dan sindrom iritasi usus besar yang ternyata lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria.

Nyeri kronis setelah melahirkan merupakan hal yang umum bagi wanita. Tapi Institute of Medicine menemukan 18 persen wanita yang melahirkan secara caesar dan 10 persen wanita yang melahirkan secara normal, masih merasakan sakit setahun kemudian.

Penelitian baru dari Stanford University menunjukkan ketika laki-laki dan perempuan memiliki kondisi yang sama, seperti masalah punggung, arthritis atau infeksi sinus, perempuan biasanya lebih tampak kesakitan.

Sebanyak 21 dari 22 penyakit yang diteliti, peneliti menemukan wanita melaporkan tingkat rasa sakit yang lebih tinggi daripada pria. Wanita melaporkan tingkat nyeri secara signifikan lebih tinggi dengan diabetes, hipertensi, cedera pergelangan kaki dan bahkan infeksi sinus.

Untuk beberapa diagnosa, skor nyeri rata-rata perempuan setidaknya satu titik lebih tinggi daripada laki-laki. Hasil tersebut merupakan perbedaan klinis yang bermakna.

Tingkat rasa sakit peserta wanita 20 persen lebih tinggi daripada laki-laki. Namun, data tidak memberikan petunjuk mengapa wanita melaporkan tingkat nyeri yang lebih tinggi. Hasil studi tersebut telah dipublikasikan dalam The Journal of Pain edisi 23 Januari 2012.

Salah satu kemungkinannya adalah bahwa laki-laki telah disosialisasikan untuk menjadi lebih tabah, sehingga mereka mengecilkan rasa sakit.

"Namun, seharusnya kita berpikir tentang penyebab biologis untuk perbedaan tingkat rasa sakit pada pria dan wanita," kata Dr Atul Butte, seorang profesor di Stanford’s Medical School sperti dilansir dari TheNewYorkTimes, Selasa (24/1/2012).

Sebuah laporan pada tahun 2007 oleh International Association for the Study of Pain menunjukkan bahwa, hormon seks mungkin memainkan peran dalam respons nyeri. Bahkan, beberapa perbedaan gender, khususnya mengenai sakit kepala dan sakit perut, mulai berkurang setelah wanita mencapai menopause.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pria dan wanita memiliki respons yang berbeda untuk anestesi dan obat nyeri, yaitu dalam berbagai tingkat efikasi dan efek samping. Pria dan wanita biasanya memiliki ambang yang berbeda untuk berbagai jenis nyeri.

Wanita melaporkan tingkat rasa sakit yang lebih tinggi akibat tekanan dan stimulasi listrik, tapi kurang merasakan nyeri bila sumbernya dari panas. Beberapa peneliti percaya pengalaman nyeri bagi wanita mungkin bahkan lebih rumit.



Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More