Kepedulian wanita paruh baya ini mendampingi para penderita alergi makanan bermula ketika anaknya diketahui mengidap alergi kacang. Saat anaknya berusia 18 bulan, Kozar memberinya camilan dengan selai kacang. Secara mengejutkan, sang anak, KD Kozar, matanya membengkak dan sulit bernafas. Akhirnya diketahui jika ia menderita alergi kacang.
Kini sebagian besar waktu Kozar dihabiskan untuk berkeliling California melakukan banyak hal mengenai alergi makanan. Mulai dari memberikan presentasi, memimpin penggalangan dana bagi penderita alergi makanan, memimpin kelompok pencegahan anaphylaxis (alergi makanan yang menyebabkan kematian). Ia juga menggunakan kemampuannya dalam dunia pertelevisian dengan membuat siaran podcast tentang alergi makanan.
“Setiap harinya, ada satu orang anak yang meninggal karena alergi makanan. Ada sekitar 15 juta warga Amerika yang mengidap anaphylaxis”, kata Kozar. Kozar pun memandu sebuah siaran podcast yang bertujuan memberi edukasi seputar alergi. Jadi tak hanya warga California, namun warga dunia bisa menyaksikan siarannya. Videonya bisa disaksikan di vimeo.com.
Minggu lalu juga ada kabar mengejutkan tentang seorang bocah 7 tahun yang meninggal setelah temannya memberikan kacang. Amarria Denise Johnson diketahui mengidap alergi kacang. Namun pihak sekolah tidak memiliki obat suntik EpiPens yang dapat menetralisir alergi. Bocah itupun meninggal karena alergi yang dideritanya.
Keberadaan Kozar sebagai relawan anti alergi makanan patut diacungi jempol. Ia memberikan pemahaman dan edukasi kepada banyak orang mengenai apa itu alergi, dan bagaimana harus ditangani. Ia berharap, penanganan penderita alergi makanan bisa lebih baik lagi, dan tak ada lagi penderita alergi makanan yang meninggal karena tidak ditangani serius.
Kini, Kozar tinggal di Palos Verdes Peninsula, di situ ada sekolah yang memperhatikan penderita alergi kacang. Semua menu makanan tidak menggunakan bahan kacang, dan aman untuk putri kesayangannya.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar