Bayangkan bahwa kehidupan yang menyertai Anda selalu menyenangkan dan menarik. Namun Anda tak bisa menikmati kehidupan sekitar karena kelumpuhan mendera tubuh Anda. Bahkan bicara pun sangat mustahil.
Kenyataan pahit ini sering disebut dengan sindrom locked-in, suatu kondisi seseorang dengan aktivitas kognitif otak mengalami kelumpuhan parah. Biasanya sindrom ini disebabkan oleh cedera atau penyakit seperti Lou Gehrig's.
"Orang yang menderita sindrom ini tak bisa menggerakkan apa pun. Mungkin hanya mata. Mereka tak bisa berkomunikasi, tapi sepenuhnya sadar," ujar ilmuwan saraf Frank Guenther dari Boston University.
Guenther bekerja dengan National Science Foundation (NSF) dan Center of Excellence for Learning in Education Science and Technology (CELEST) yang mensintesis pemodelan eksperimental dan pendekatan teknologi untuk memahami bagaimana otak bekerja dan belajar sebagai sebuah sistem utuh. Secara khusus penelitian ini melihat bagaimana otak berinteraksi sebagai kerja pikir dan mesin, sehingga penderita sindrom ini dapat hidup lebih baik.
Para penderita sindrom ini dapat mulai mengendalikan komputer yang dapat menghasilkan kata-kata. "Mereka bisa berinteraksi dengan dunia," ujar Guenther.
Dalam penelitian yang dilakukan, seorang relawan mencoba menggunakan alat speech synthesizer untuk membuat suara vokal hanya dengan berpikir tentang menggerakkan tangan atau kaki. Dia tak pernah menggerakkan tubuhnya atau mengatakan sesuatu.
Alat tersebut berupa topi EEG yang mampu membaca sinyal otak melalui kulit kepala. Cara kerja alat ini adalah melacak gelombang otak dengan komputer dan menerjemahkannya menjadi sinyal audio. Tergantung pada bagian tubuh mana yang dibayangkan bergerak.
Mereka sudah memetakan suara "uw" saat tangan kiri bergerak, "aa" dengan gerakan tangan kanan, dan "iy" pada gerak kaki.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar