Pages

Jumat, 02 Desember 2011

Kehidupan Malam Jogja yang Tak Boleh Anda Lewatkan

perkembangan kota-kota besar di seluruh dunia, termasuk juga di Indonesia identik dengan hiburan malamnya. Semakin maju sebuah kota, semakin beragam pula jenis hiburan malamnya.. So, tanpa berpanjang lebar aku persembahkan khusus buat anda semua..

Ini dia Kehidupan Malam Aseli Jogja yang tak boleh terlewatkan jika Juragans semua berkunjung ke Yogyakarta...



Tari Klasik Gaya Yogyakarta-Mataraman

Tari-tarian klasik gaya Yogyakarta-Mataraman ini, dapat Anda nikmati di Keraton Nyayogyakarta Hadiningrat dan di Pura Pakualaman pada setiap acara penobatan maupun pagelaran yang digelar oleh kedua keraton tersebut.

Sementara itu, untuk lokasi Tari Klasik dari Keraton Pakualaman, bisa Anda nikmati di Pura Pakualaman yang berlokasi di Jl. Sultan Agung, Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.





Pasar Malam Perayaan Sekaten atau yang biasa dikenal dengan nama Sekatenan merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang digelar setiap tahun selama bulan Sura (kalender Jawa) untuk memperingati peringatan ulang tahun nabi Muhammad SAW.







Ritual Lampah Bisu Mubeng Benteng ini bukan tradisi yang diciptakan oleh keraton, melainkan memang sudah tradisi asli masyarakat Jawa yang berkembang sejak abad ke-6 Sebelum muncul kerajaan Mataram & Hindu.

Tradisi mubeng benteng kemudian dilanjutkan pada masa Kerajaan Mataram (Kotagede). Kala itu prajurit ditugaskan untuk berjaga dan mengelilingi benteng guna menjaga keraton dari serangan musuh. Kemudian setelah kerajaan membangun parit di sekeliling benteng, tugas keliling dialihkan kepada abdi dalem keraton. Dalam menjalankan tugasnya, para abdi dalem ini diam membisu sambil membaca doa-doa di dalam hati agar diberi keselamatan. Hal inilah yang kemudian dilakukan hingga saat ini. Setiap malam 1 Sura, abdi dalem keraton dan ribuan warga turut serta berjalan mengelilingi benteng keraton Yogyakarta tanpa mengucapkan sepatah katapun sebagai bentuk laku tirakat.









Miyos Gongso

Setiap tahun, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat selalu menyelenggarakan perayaan Sekaten untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid Nabi) di Alun-alun Utara. Perayaan Pasar Malam Sekaten yang berlangsung selama 35 hari itu dilanjutkan dengan prosesi Miyos Gongso sebagai awal dimulainya upacara ritual dan tradisi Sekaten.






Upacara Kondur Gongso atau masuknya kembali gamelan ke dalam Keraton menjadi akhir dari Perayaan Sekaten dimana sebelumnya telah dilakukan Miyos Gongso yang kemudian kedua gamelan dibunyikan dan diperdengarkan terus-menerus selama tujuh hari, mulai dari tanggal 5 Maulud sampai menjelang Grebeg Maulud tanggal 12 Maulud. Dalam sehari, gamelan ditabuh sebanyak tiga kali yaitu pukul 08.00-11.00, 14.00-17.00,dan 20.00-23.00, kecuali pada hari Kamis malam Jumat sampai usai sholat Jumat.







Masangin

Adalah berjalan masuk di antara dua pohon beringin yang berada tepat di tengah alun-alun. Menurut kepercayaan yang beredar di masyarakat, barangsiapa yang berhasil berjalan melewati dua beringin dengan mata tertutup permohonannya akan dikabulkan.







Jogja Java Carnival
Acara ini biasanya digelar sebagai penutup sekaligus puncak selebrasi hari jadi Kota Yogyakarta. Jogja Java Carnival sendiri merupakan pagelaran seni budaya yang dikemas dengan konsep street carnaval atau parade jalanan. Jogja Java Carnival biasanya diadakan pada bulan Oktober.






Topeng Ireng berasal dari kata Toto Lempeng Irama Kenceng. Toto artinya menata, lempeng artinya lurus, irama artinya nada, dan kenceng berarti keras. Oleh karena itu, dalam pertunjukan Topeng Ireng para penarinya berbaris lurus dan diiringi musik berirama keras dan penuh semangat. Tarian ini sebagai wujud pertunjukan seni tradisional yang memadukan syiar agama Islam dan ilmu beladiri atau pencaksilat. Tak heran, Topeng Ireng selalu diiringi dengan musik yang rancak dan lagu dengan syair Islami.







Sendratari Ramayana atau Ramayana Ballet merupakan sebuah pagelaran yang menggabungkan antara seni drama dan tari yang mengangkat cerita Ramayana. Pagelaran Sendratari Ramayana dapat disaksikan di Kompleks Candi Prambanan







Angkringan (berasal dari bahasa Jawa ' Angkring ' yang berarti duduk santai) adalah sebuah gerobag dorong yang menjual berbagai macam makanan dan minuman yang biasa terdapat di setiap pinggir ruas jalan di Yogyakarta. Beroperasi mulai sore hari, ia mengandalkan penerangan tradisional yaitu senthir, dan juga dibantu oleh terangnya lampu jalan.


Hidup Pariwisata Indonesia!!
Hidup Budaya Indonesia!!


Sumber JogjaTrip

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More