KEHADIRAN stres di satu sisi merupakan ancaman. Namun jika pandai mengelolanya, Anda dapat mengubah stres menjadi sahabat yang ramah bagi diri sendiri. Tak percaya?
Pengujung tahun telah datang. Saatnya mengisi liburan dengan sebuah perjalanan liburan atau melakukan persiapan menyambut Tahun Baru. Menyambut momen ini, biasanya perasaan senang dan tak sabar kian menghadirkan rasa cemas menjelang menit-menit terakhir persiapan liburan. Anda pun dilanda perasaan tak sabar menikmati setiap menit liburan yang terlewati.
Ya, berlibur adalah obat mujarab untuk meredakan stres yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Namun pernahkah Anda berpikir bahwa stres yang kita alami, sesungguhnya bermanfaat bagi kita?
Sebuah studi yang diterbitkan bulan ini dalam jurnal “Current Directions in Psychological Science” menemukan bahwa stres tidak selamanya buruk. Sebaliknya, para peneliti justru menemukan bahwa mereka yang sering kali menemukan kesulitan dalam hidupnya cenderung lebih dapat memertahankan kestabilan kesejahteraannya daripada yang tidak pernah menghadapi situasi sulit.
Meski demikian, tak berarti membiarkan diri dalam situasi yang sangat stres itu kelak bermanfaat bagi kita. Terlalu banyak stres dapat merusak segalanya, mulai dari tekanan darah hingga kehidupan yang rumit. Menyeimbangkan antara stres dan relaksasi tampaknya menjadi syarat kunci untuk bisa mendapatkan hidup yang lebih baik.
Para peneliti mengatakan, bahwa hasil studi ini penting dalam pemahaman ketahanan mental diri, yakni pemahaman tentang sejauh mana kemampuan Anda menghadapi tantangan. Studi ini membuktikan, bahwa dengan mengendalikan situasi yang sangat tertekan akan dapat memengaruhi kemampuan pertahanan diri, sehingga membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya dalam menyikapi segala hal baik jiwa maupun raga. Demikian dilansir Womenshealth.
Dengan kata lain, saat banyak mengalami tekanan, kita telah banyak berlatih menyikapinya sehingga merasa terbiasa "ditantang" oleh berbagai tekanan (stres). Layaknya pepatah, "bisa karena biasa". Dalam hal ini, setidaknya Anda menjadi lebih kuat bertahan menghadapi tekanan, sehingga hidup akan terasa lebih mudah di tahun mendatang karena telah terbiasa mengatasi berbagai macam masalah atau tekanan.
Jadi, saat nanti Anda mendapatkan diri berada dalam keadaan tersulit dan seperti dalam lingkaran kecemasan yang tak berkesudahan, berpikirlah bahwa Anda saat itu sedang dalam masa membangun pertahanan, membuat diri Anda menjadi lebih kuat, dan lebih baik dalam menyikapi kehidupan.
Ada cara unik yang patut Anda coba, yang berguna untuk dapat "berteman baik" dengan saat-saat stres, yaitu menyisihkan waktu memiliki "quality worry time" dalam hari-hari Anda.
Mungkin Anda masih asing mendengarnya. Namun, cara ini mampu membantu Anda menangani kerumitan hidup yang siap menantang Anda. Cara ini ditemukan oleh tim peneliti dalam jurnal Psycotherapy and Psychosomatics. Mereka berpendapat bahwa dengan menyisihkan waktu selama 30 menit dalam sehari untuk membiarkan diri kita "bergelut" dengan suatu masalah atau kekhawatiran dapat membantu mengatur stres.
Aturan mainnya, dari sang peneliti, siapkan waktu luang di saat Anda sedang dalam keadaan tidak stres dan sisihkan waktu sekira 30 menit memikirkan hal-hal mencemaskan, sehingga saat hal-hal buruk itu terjadi, diri kita telah memiliki persiapan berkat hasil quality worry time tersebut. Dari hasil penelitian, orang-orang yang melaksanakan quality worry time, secara alami tidak terlalu khawatir sepanjang sisa hari mereka.
Pengujung tahun telah datang. Saatnya mengisi liburan dengan sebuah perjalanan liburan atau melakukan persiapan menyambut Tahun Baru. Menyambut momen ini, biasanya perasaan senang dan tak sabar kian menghadirkan rasa cemas menjelang menit-menit terakhir persiapan liburan. Anda pun dilanda perasaan tak sabar menikmati setiap menit liburan yang terlewati.
Ya, berlibur adalah obat mujarab untuk meredakan stres yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Namun pernahkah Anda berpikir bahwa stres yang kita alami, sesungguhnya bermanfaat bagi kita?
Sebuah studi yang diterbitkan bulan ini dalam jurnal “Current Directions in Psychological Science” menemukan bahwa stres tidak selamanya buruk. Sebaliknya, para peneliti justru menemukan bahwa mereka yang sering kali menemukan kesulitan dalam hidupnya cenderung lebih dapat memertahankan kestabilan kesejahteraannya daripada yang tidak pernah menghadapi situasi sulit.
Meski demikian, tak berarti membiarkan diri dalam situasi yang sangat stres itu kelak bermanfaat bagi kita. Terlalu banyak stres dapat merusak segalanya, mulai dari tekanan darah hingga kehidupan yang rumit. Menyeimbangkan antara stres dan relaksasi tampaknya menjadi syarat kunci untuk bisa mendapatkan hidup yang lebih baik.
Para peneliti mengatakan, bahwa hasil studi ini penting dalam pemahaman ketahanan mental diri, yakni pemahaman tentang sejauh mana kemampuan Anda menghadapi tantangan. Studi ini membuktikan, bahwa dengan mengendalikan situasi yang sangat tertekan akan dapat memengaruhi kemampuan pertahanan diri, sehingga membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya dalam menyikapi segala hal baik jiwa maupun raga. Demikian dilansir Womenshealth.
Dengan kata lain, saat banyak mengalami tekanan, kita telah banyak berlatih menyikapinya sehingga merasa terbiasa "ditantang" oleh berbagai tekanan (stres). Layaknya pepatah, "bisa karena biasa". Dalam hal ini, setidaknya Anda menjadi lebih kuat bertahan menghadapi tekanan, sehingga hidup akan terasa lebih mudah di tahun mendatang karena telah terbiasa mengatasi berbagai macam masalah atau tekanan.
Jadi, saat nanti Anda mendapatkan diri berada dalam keadaan tersulit dan seperti dalam lingkaran kecemasan yang tak berkesudahan, berpikirlah bahwa Anda saat itu sedang dalam masa membangun pertahanan, membuat diri Anda menjadi lebih kuat, dan lebih baik dalam menyikapi kehidupan.
Ada cara unik yang patut Anda coba, yang berguna untuk dapat "berteman baik" dengan saat-saat stres, yaitu menyisihkan waktu memiliki "quality worry time" dalam hari-hari Anda.
Mungkin Anda masih asing mendengarnya. Namun, cara ini mampu membantu Anda menangani kerumitan hidup yang siap menantang Anda. Cara ini ditemukan oleh tim peneliti dalam jurnal Psycotherapy and Psychosomatics. Mereka berpendapat bahwa dengan menyisihkan waktu selama 30 menit dalam sehari untuk membiarkan diri kita "bergelut" dengan suatu masalah atau kekhawatiran dapat membantu mengatur stres.
Aturan mainnya, dari sang peneliti, siapkan waktu luang di saat Anda sedang dalam keadaan tidak stres dan sisihkan waktu sekira 30 menit memikirkan hal-hal mencemaskan, sehingga saat hal-hal buruk itu terjadi, diri kita telah memiliki persiapan berkat hasil quality worry time tersebut. Dari hasil penelitian, orang-orang yang melaksanakan quality worry time, secara alami tidak terlalu khawatir sepanjang sisa hari mereka.
0 komentar:
Posting Komentar