Pages

Rabu, 21 Desember 2011

Terapi yang Efektif untuk Anak dengan Asperger Syndrome?


Tanya:
Anak saya berusia 4,7 tahun, mengidap Asperger Syndrome. Yang saya upayakan untuk anak saya saat ini adalah terapi terpadu di rumah oleh seorang terapis dan untuk sosialisasinya, ia tetap bersekolah. Ini semua baru saja saya upayakan selama 2 minggu, mengingat diagnosis dari dokter juga baru 2 minggu.
Alhamdulillah, anak saya menurut dokter sangat cerdas. Yang ingin saya tanyakan, terapi seperti apakah yang dibutuhkan anak saya? Mengingat kami hidup di kota kecil di Jawa Timur, jadi kalau berobat harus pergi ke kota besar. Apakah penderita seperti itu bisa disembuhkan dengan obat-obatan? Apakah anak saya nantinya bisa tumbuh seperti anak-anak normal lainnya? Terimakasih. (Heni Lestari)

Jawab:
Dear Ibu Heni Lestari,
Sindrom atau gangguan Asperger pertama kali digambarkan oleh Hans Asperger pada tahun 1944. Dahulunya penyakit ini disebut “autistic psychopathy”. Penyebab pastinya belum diketahui, namun diduga berhubungan dengan kerusakan/kelemahan (impairments) pada hubungan antara amigdala dengan struktur di otak. Pada beberapa kasus, anak dengan gangguan Asperger memiliki problem/permasalahan di periode prenatal (sebelum ibu melahirkan) dan neonatal (bulan-bulan pertama setelah ibu melahirkan), serta selama proses kelahirannya.
Penatalaksanaan
Sebelumnya perlu diketahui, terapi pada penderita sindrom Asperger terutama ditujukan untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi, baik komunikasi verbal maupun non verbal.

A. Strategi Umum untuk Anak dengan Gangguan Asperger

1. Temukanlah bakat, hobi, minat, kemampuan, atau keterampilan yang terpendam di dalam diri anak, dan kembangkanlah hingga optimal dan maksimal.

2. Berikanlah guru atau pembimbing terbaik untuknya. Luangkanlah waktu untuk berinteraksi bersamanya setiap hari.

3. Berilah mereka apresiasi dan dukungan yang tulus dan sepenuh hati.

4. Jangan pernah melukai hati mereka dengan mengejek hasil karya atau kemampuan mereka meski hanya sekali.

5. Jangan pernah memotivasi atau mengapresiasi mereka dengan kata-kata bernada hinaan, cacian, ejekan, atau kata-kata negatif lainnya.

B. Strategi Sosialisasi Anak dengan Gangguan Asperger di Sekolah dan Lingkungan-Pergaulan Sosial

1. Ajarilah anak untuk mau berinteraksi, bergaul, bermain dengan anak sebaya atau seusianya. Libatkan anak di dalam klub bermain, sering diajak di dalam forum diskusi/debat.
Bila perlu, orang tua dapat mengajak teman bermain (yang seusia) anaknya untuk mau diajak bermain ke rumah.

2. Buatlah jadwal belajar (di sekolah/rumah) yang tidak kaku, tetap dan tidak sering diubah-ubah, agar tidak membingungkan anak.

3. Idealnya, anak itu dibimbing oleh guru yang sama atau yang benar-benar telah akrab, tidak berganti-ganti guru.

4. Guru dan orang tua hendaknya ikut memilihkan teman bergaul dan bermain yang cocok untuknya.

C. Strategi Berkomunikasi dan Berbahasa untuk Anak dengan Gangguan/Sindrom Asperger

1. Ajarilah anak untuk mengingat frase tertentu, misalnya untuk membuka percakapan, latihlah mengucapkan, “Apa kabar?” atau, “Selamat pagi!”

2. Latihlah anak untuk berani bertanya apapun, trmasuk tentang instruksi yang membingungkan agar diulangi dengan sederhana, jelas, dan tertulis.

3. Ajarilah anak untuk berani mengatakan atau mengakui jika mereka tidak mengetahui jawabannya atau belum memahami sesuatu.

4. Ajarilah anak secara bertahap dan perlahan namun jelas dan mendetail; tentang gaya bahasa, metafora, perumpamaan, peribahasa, bahasa isyarat, dan interpretasi lainnya yang kompleks dan rumit.

5. Berhentilah sejenak bila Anda menginstruksikan serentetan tugas. Misalnya: ambillah buku…..duduklah disini…..tulislah “mama”…..

6. Latihlah dan biasakanlah anak untuk menahan diri dari menyurakan setiap ide, pikiran, atau niatnya.

7. Bermain peran (role-playing) dapat membantu anak dengan gangguan Asperger untuk memahami perspektif, sudut pandang, paradigma, pikiran, dan perasaan orang lain. Latihlah dan biasakanlah anak untuk berhenti sejenak dan berpikir bagaimana perasaan orang lain sebelum sang anak bertindak dan berbicara.

8. Beberapa anak dengan gangguan Asperger memiliki kemampuan berpikir visual yang bagus. Mereka dapat dilatih untuk memvisualisasikan ide atau pikiran mereka dengan (dibantu) gambar, diagram, simbol, atau analog visual lainnya.

9. Dianjurkan pula untuk melatih atau membiasakan anak untuk menggambarkan atau menuliskan apa yang telah dilihat, diingat, dialami, atau apa yang diinginkannya.
Beberapa terapi yang juga bermanfaat untuk anak dengan gangguan Asperger, misalnya:
* Pelatihan keterampilan sosial dengan “role modeling” dan “role playing” dapat membantu pemulihan anak dengan gangguan Asperger.
* Latihan relaksasi (relaxation training)
Ini amat berguna untuk meredakan dan mengendalikan stres atau emosi penderita gangguan Asperger. Bentuknya dapat bermacam-macam, seperti: meditasi, yoga, kundalini, senam/olahraga pernafasan, berdoa, berzikir, dsb. Hal ini tentunya memerlukan lingkungan yang tenang, nyaman, bebas dari polusi (udara, suara, dsb), peralatan tertentu, seperti: musik alam (suara air terjun, gelombang air laut, kicau burung, dsb), kepasrahan yang tinggi, pikiran yang tenang, dan posisi yang nyaman (sebisa mungkin duduk, jangan berbaring, dan jangan telentang). Relaksasi ini sebaiknya rutin dilakukan selama 10-20 menit, 2x sehari, pagi hari sebelum sarapan dan sore hari sebelum makan malam.
* Adapun diet yang dianjurkan untuk orang dengan gangguan Asperger adalah diet rendah kolesterol dan rendah LDL. Hal ini berdasarkan hasil penelitian Dziobek I, Gold SM, Wolf OT, Convit A. (2007) yang melaporkan peningkatan kolesterol total dan LDL (low-density lipoprotein) pada orang dengan gangguan Asperger. Berkonsultasilah dengan ahli gizi atau pakar diet di dalam memilih menu yang tepat untuk anak Anda.
* Obat-obatan
Terapi obat hanya boleh diberikan oleh dokter. Biasanya, dokter akan memberikan obat dari golongan antipsikotik, SSRI (selective serotonin reuptake inhibitors), neuroleptik atipikal, clonidine, atau naltrexone sesuai indikasi.
Sebagai informasi tambahan, intervensi farmakologis (obat-obatan) biasanya digunakan untuk mengobati berbagai gangguan penyerta (comorbid disorders), seperti: masalah pemusatan perhatian, gangguan mood, dysthymia, gangguan bipolar, dan gangguan obsessive-compulsive.
* Konsultasi
Untuk mengevaluasi terapi, diperlukan juga berkonsultasi dengan berbagai ahli, seperti: dokter spesialis saraf, dokter spesialis THT (otolaryngologist), audiologis, “speech pathologist”, terapis fisik dan okupasi.
* Bimbingan (Konseling) Karir dan Orientasi Kerja
Orang dengan gangguan Asperger paling cocok bekerja dengan bantuan teknologi, terutama internet. Ilmu komputer, teknik, ilmu alam juga merupakan pilihan karir yang tepat. Pada saat wawancara (job interviews), orang dengan gangguan Asperger memerlukan bantuan dan perhatian khusus, begitu pula di dalam bersikap dan beradaptasi di dalam lingkungan kerja yang baru.
* Saran dan Anjuran
Orang tua, guru, pendidik, pengasuh, atau siapapun yang memiliki anak atau saudara yang menderita gangguan Asperger atau sindrom Asperger, sebaiknya memperbanyak membaca literatur, buku, majalah anak, tabloid kesehatan, saling berdiskusi dan bertukar pikiran atau pengalaman, mengikuti seminar, atau browsing di internet untuk memperkaya wawasan tentang sindrom Asperger. Pemerintah bersama Dinas Kesehatan hendaknya juga memperbanyak brosur dan menggiatkan sosialisasi tentang sindrom Asperger hingga ke sekolah-sekolah, Puskesmas, Balai Pengobatan, dan masyarakat awam.
Dengan penatalaksanaan yang holistik, komprehensif, rutin, dan teratur, didukung oleh tim dari berbagai multidisiplin ilmu, dan diiringi dengan kekuatan doa dan Cinta Kasih, maka Insya Allah buah hati Anda dapat mandiri dalam menghadapi tantangan kehidupan dan menjadi kebanggaan negeri ini.



Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More