Foto : Gevork Vartanyan (kanan) (Telegraph)
Gevork Andreyevich Vartanyan yang menggunakan nama sandi Amir, merupakan seorang yang bertanggung jawab atas keamanan tiga pemimpin negara besar itu dalam sebuah konferensi di Teheran, Iran pada 1943 silam.
Vartanyan yang pada saat itu masih berusia 19 tahun berhasil mengaggalkan Operation Long Jump yang digelar oleh Jerman untuk membunuh tiga orang petinggi negara itu. Setelah meninggal dunia, Vartanyan langsung menerima penghormatan dari Kremlin dan dinobatkan sebagai agen terhebat dalam sejarah Rusia.
Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan, Vartanyan adalah seorang mata-mata legendaris, patriot sejati, dan seorang yang luar biasa.
"Seluruh orang yang tergabung dalam dinas intelijen luar negeri akan mengenang Gevork Andreyevich Vartanyan yang sudah berjasa dalam menyelematkan Rusia," ujar juru bicara Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia (Sluzhba Vneshney Razvedki/SVR), seperti dikutip Daily Mail, Kamis (12/1/2012).
Selain menyelamatkan Churchill, Vartanyan juga sempat menyusup ke akademi intelijen Inggris di Iran pada 1942, dirinya pun mencari tahu, siapakah agen dari London yang hendak menjalankan misi mata-mata ke Uni Soviet.
Setelah Perang Dunia II usai, Vartanyan aktif dalam Badan Intelijen Rusia (KGB). SVR sendiri masih menolak untuk memberikan informasi terkait aktivitas-aktivitas dari Vartanyan.
Vartanyan yang lahir di Rusia juga merupakan seorang keturunan Armenia. Ayahnya adalah seorang pekerja pabrik di Iran dan sudah masuk ke dalam akademi intelijen saat masih berusia 16 tahun.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar