Awal bulan ini, para pendukung militer melancarkan aksi mereka dengan membuat sebuah grafiti dimana sebelumnya para demonstran pro-demokrasi juga telah membuat grafiti di tempat yang sama.
Tidak cukup sampai disitu, para pendukung militer juga membuat rekaman video berdurasi 15 menit. Video itu memuat gambar dua orang pemuda yang mencibir seni grafiti yang dibuat oleh para revolusioner.
Para pemuda itu juga meneriakkan slogan seperti, "Polisi, militer dan rakyat adalah satu tangan" dan "Militer adalah garis merah".
Pemuda yang tampil dalam video dengan menggunakan topeng Guy Fawkes yang merupakan salah satu tokoh dalam film V for Vendetta, menyebut diri mereka sebagai Batalion Badar. Mereka juga menggambarkan diri mereka sebagai pemuda Mesir yang menentang tindakan mata-mata dan pengkhianatan yang menciptakan kerusuhan di Mesir.
Selama rezim Husni Mubarak, Mesir nyaris tidak mengizinkan pembuatan grafiti di dinding-dinding kota. Namun perubahan sebaliknya terjadi pasca kejatuhan Mubarak. Hampir seluruh kota di Mesir dipenuhi oleh berbagai grafiti yang memuat berbagai tulisan bernadakan revolusi dan cibiran terhadap rezim militer.
"Ini layaknya sebuah pesan di jalan. Tidak peduli bagi orang kaya, miskin, pemulung atau bahkan supir taksi," ujar seorang seniman grafiti Karim Gouda seperti dikutip Scotsman, Senin, (30/1/2012).
Selain di dinding-dinding jalan, kantor media pemerintah juga menjadi sasaran pembuatan seni grafiti. Hal ini disebabkan, juru bicara militer kerap mengadakan siaran pers di gedung itu. Di Mesir seni grafiti telah berkembang menjadi salah satu bentuk ungkapan ekspresi paling umum dilakukan selama masa pemberontakan terjadi.
Sumber
1 komentar:
terimakasi sangat bermakna bagi saya
https://medium.com/@ridwanmutakim222/
Posting Komentar