Pages

Minggu, 15 Januari 2012

Makanan Autentik Turki di Turkuaz

Makanan Autentik Turki di Turkuaz
Satu lagi tempat makan yang menyajikan makanan khas dan autentik Turki di Jakarta. Lokasinya pun lebih mudah dijangkau. Dekorasi yang elegan menyambut saya di restoran ini. Gaya Turki yang diadopsi dalam menata interior ruangannya membuat saya terlena sejenak, seolah berada kembali di Istanbul. Perpaduan Asia dan Eropa yang sangat mulus.

Kejutan kedua adalah ketika mengetahui bahwa ternyata Chef di retoran ini adalah Sezai Zorlu yang sudah belasan tahun tinggal di Jakarta dan memimpin dapur di restoran Turki favorit saya.

Sayangnya, karena saya datang sendiri pada saat makan siang, maka saya terpaksa melewatkan mezze alias appetizers khas Turki yang selalu menggoda. Mezze Turki biasanya terdiri atas: humus (bubur dari chickpeas) dicocol dengan sobekan roti pita, tabouleh (salad dari parsley, tomat dan timun, dengan dressing dari sirup delima), tahinli patlican (bubur terong), babaganush (terong dan paprika bakar, mirip verdure alla griglia, appetizer Italia populer), dan lain-lain. Dalam tradisi Turki, mezze tidak boleh dilewatkan – khususnya bila makan malam bersama keluarga dan kerabat. Dengan mezze, obrolan bisa lebih panjang dan seronok.

Untuk hidangan utama, saya menerima saran waitress yang ramah untuk memesan shish kebab dari daging sapi (Rp 195 ribu). Kebab adalah daging panggang yang merupakan sajian tradisional Turki. Kebab yang dibuat dari daging cincang disebut adana atau kofta. Kebab dari daging panggang yang disayat tipis dan digulung roti (rolled kebab) disebut durum. Sedangkan kebab yang dibuat dari daging dipotong kubus dan dirangkai pada tusukan (seperti sate) disebut shish kebab. Dagingnya bisa dari daging ayam, kambing, maupun sapi. Kebab ayam tentu saja lebih murah harganya.

Pesanan saya datang dalam tampilan yang sangat menarik. Potongan daging sapinya tampak montok dan juicy, berbaris di atas selapis roti pita, terselang-seling dengan irisan paprika merah dan hijau. Semangkuk icli pilaf (nasi bumbu khas Turki, mirip nasi goreng) dan beberapa iris roti pita tersaji di samping daging sapi panggang.

Pisau yang meluncur mulus ketika mengiris daging sapi langsung mengucurkan natural juice dari daging panggang itu. Gurih, empuk, muluuuus. Mak nyuss! Karena melihat saya terlalu bersemangat menghabiskan salad bawang merah yang menyertai daging panggang itu, waitress pun langsung berinisiatif memesankan porsi salad bawang merah tambahan untuk saya. Salad itu dibawa sendiri oleh Chef Sezai Zorlu yang kemudian duduk menemani saya makan. Menurut Chef Zorlu, keempukan daging panggang itu adalah hasil marinasi daging dalam bumbu selama semalam, dan kemudian dipanggang di atas bara arang.

Kalau Anda familiar dengan kuliner Turki, ada minuman khas yang perlu dipesan di sini, yaitu ayran – minuman dari yoghurt dengan sedikit air dan garam. Minuman menyegarkan ini cocok dipesan untuk mendampingi berbagai desserts khas Turki, seperti baklava, rice pudding (bubur nasi dan susu), dan berbagai kudapan manis lainnya. Kahva (kopi Turki) dengan lokum (Turkish delight) yang manis akan menjadi penutup yang sungguh tak terlupakan.

Jangan lupa, Tuskuaz hanya buka untuk makan siang dan makan malam.




Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More