Pages

Kamis, 26 Januari 2012

Pria Lebih Berisiko Alami Kepikunan daripada Wanita

img
Minnesota, Gangguan daya ingat dan kemampuan berpikir dikenal juga sebagai gangguan kognitif ringan dan seringkali menjadi pertanda munculnya penyakit Alzheimer. Pria ternyata memiliki risiko tinggi untuk masalah ini daripada wanita.

Rosebud Roberts dan rekan-rekannya meneliti 1.450 orang dari Olmsted County, Minnesota, yang berusia antara 70 dan 89 tahun dan tidak mengalami kepikunan. Penelitian tersebut dimulai pada bulan Oktober 2004 dan sekitar tiga setengah tahun kemudian sebanyak 296 orang menjadi agak terganggu kemampuan kognitifnya.

Dalam penelitian ini, peserta bertemu dengan petugas medis dan menjalani tes dalam rentang waktu 15 bulan untuk mengukur daya ingat, fungsi eksekutif, keterampilan visual-spasial, gejala kepikunan, dan status neurologis, psikologis dan mental. Pada setiap rentang waktu, para peneliti akan menilai status kognitif peserta.

Penelitian yang dimuat dalam jurnal Neurology ini menemukan bahwa kasus gangguan kognitif ringan secara konsisten lebih banyak dijumpai pada pria, kecuali pada kelompok usia 85-89 tahun. Secara keseluruhan, risikonya 40% lebih tinggi pada pria.

"Satu dari 16 orang di kelompok usia ini mengalami gangguan kognitif ringan pada tahun tertentu. Ketika usia pria mencapai 65 tahun dan lebih tua, gangguan ini akan memiliki dampak yang luar biasa," kata Roberts, profesor epidemiologi di Mayo Clinic di Rochester, Minnessota, seperti dilansir Healthday, Kamis (26/1/2012).

Sekitar 88% peserta penelitian yang mengalami kerusakan kognitif ringan terus memiliki gangguan tersebut atau berkembang lebih parah menjadi kepikunan. Sedangkan sisanya kembali normal ketika diuji kemudian. Sebagian besar peserta penelitian adalah dari keturunan Eropa dan para peneliti mengatakan temuannya mungkin berbeda untuk kelompok etnis lain.

Kurangnya pendidikan juga berkaitan dengan risiko gangguan kognitif yang lebih besar. Penelitian ini menemukan bahwa kombinasi pria tanpa pendidikan yang tinggi menghasilkan resiko tinggi gangguan kognitif tanpa melibatkan hilangnya daya ingat. Pria yang masih menikah berisiko rendah mengalami penurunan kognitif ringan daripada duda.

"Ini adalah pengamatan yang menarik bahwa penurunan kognitif ringan sedikit lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita. Temuan ini tidak pernah dilaporkan sebelumnya dalam penelitian yang lebih kecil. Mungkin mereka menemukan itu karena penelitiannya lebih besar," kata Bill Thies, dari Asosiasi Alzheimer.

Menurut Asosiasi Alzheimer, setiap orang yang mengembangkan gangguan otak berkaitan dengan penuaan mengalami tahap kerusakan yang rendah. Orang dengan gangguan kognitif ringan mengalami penurunan kemampuan mengingat, penalaran atau persepsi visual, tapi tidak cukup parah untuk dapat didiagnosis sebagai Alzheimer atau demensia lain. Namun, tidak semua orang yang memiliki gangguan kognitif ringan kemudian akan mengalami Alzheimer.

"Sesekali lupa tentang sesuatu hal bukan berarti memiliki kerusakan kognitif ringan. Tapi pertanda itu menjadi lebih nyata jika orang tersebut menyadari bahwa kealpaan tersebut lebih sering terjadi dan mempengaruhi aspek-aspek lain dari kehidupannya," kata Roberts.



Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More