Pages

Kamis, 12 Januari 2012

RSCM Sudah Bisa Cangkok Ginjal dengan Teknologi Canggih

img
(dok. RSCM)
Jakarta, Kini Anda tak perlu jauh-jauh ke luar negeri bila ingin melakukan transplantasi alias cangkok ginjal. Karena sejak November 2011, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sudah melakukan cangkok ginjal dengan teknologi cangguh laparoskopi.

Transplantasi (cangkok) ginjal adalah terapi penggantian ginjal yang melibatkan pencangkokan ginjal dari orang hidup atau mati kepada orang yang membutuhkan. Tindakan ini telah dilakukan di RSCM sejak tahun 1977, yang seluruhnya dilakukan operasi terbuka.

Namun sejak awal November 2011, operasi transplantasi ginjal di RSCM saat ini sudah mengikuti perkembangan yang sesuai dengan standar internasional, karena saat ini mulai dikembangkan teknik pengangkatan ginjal dengan menggunakan laparoskopi.

"Teknik terkini dalam transplantasi ginjal adalah laparoskopi nefrektomi, yakni teknik untuk mendapatkan ginjal dari donor yang masih hidup. Sejak awal November 2011, sudah ada 6 transplantasi ginjal telah dilakukan di RSCM dan pengambilan ginjal donornya dilakukan dengan cara laparoskopik," jelas Dr Chaidir A Mochtar, SpU, PhD, spesialis urologi dari RSCM dalam acara seminar media 'RSCM Mampu Melakukan Teknik Transplantasi Ginjal Berstandar Internasional di Gedung RSCM Kencana, Jakarta, Kamis (12/1/2012).

Laparoskopi adalah suatu teknik operasi yang menggunakan alat-alat berdiameter 5 hingga 12 mm untuk menggantikan tangan dokter bedah melakukan prosedur bedah dlam rongga perut.

Untuk melihat organ ginjal tersebut digunakan kamera yang juga berukuran mini, dengan terlebih dahulu dimasukkan gas untuk membuat ruangan di rongga perut lebih luas. Dokter bedah melakukan pembedahan dengan melihat layar monitor dan mengoperasikan alat-alat tersebut dengan kedua tangannya.

"Dengan laparoskopi, dokter tidak perlu membuat lubang besar di perut pasien seperti saat operasi caesar, cukup beberapa lubang kecil untuk memasukkan alat," jelas Dr Chaidir.

Ada beberapa keuntungan melakukan transplantasi ginjal dengan laparoskopi, yaitu:

  1. Nyeri pasca operasi lebih ringan karena tidak perlu memotong otot
  2. Jumlah darah yang hilang saat proses operasi lebih sedikit
  3. Lama masa perawatan di RS lebih singkat
  4. Masa penyembuhan lebih cepat
  5. Pasien dapat kembali beraktivitas sehari-hari lebih cepat

"Selama tahun 2011, kita sudah menangani 13 transplantasi ginjal dan 6 diantaranya sudah dengan laparoskopi. Laparoskopi baru dimulai sejak awal November kemarin, artinya dalam 2 bulan saja kita sudah bisa melakukan transplantasi lebih banyak dan meningkatkan jumlah pendonor," lanjur Dr Chaidir.

Untuk menjalani transplantasi ginjal, pasien perlu merogoh kocek sekitar Rp 200-300 juta, untuk transplantasi dengan operasi terbuka (melalui bedah perut). Sedangkan untuk laparoskopi butuh tambahan sekitar Rp 50 juta, atau menjadi Rp 250-350 juta.

"Tapi jumlah ini jauh lebih murah dibandingkan bila pasien harus hemodialisis (cuci darah), yang harus dilakukan 2-3 kali seminggu selama seumur hidup. Belum lagi sekali cuci darah harus 5 jam, itu kan sangat merepotkan. Biaya sekali transplantasi itu paling sebanding dengan 2 tahun hemodialisis," lanjut ayah dari 3 anak ini.




Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More