Pages

Rabu, 25 Januari 2012

Tak Perlu Pakai Darah, Tes HIV Kini Bisa Lewat Gusi

img
Quebec, Bila selama ini tes HIV dilakukan dengan tes darah, maka dalam waktu dekat akan menjadi lebih mudah yaitu dengan alat pengujian gusi. Pengujian gusi ini diklaim sama akuratnya dengan skrining HIV menggunakan darah.

Sebuah studi baru yang dilakukan peneliti di McGill University, Quebec, menemukan bahwa HIV bisa dideteksi dengan alat yang ditempelkan ke gusi. Alat tersebut diberi nama OraQuick HIV1/2.

Dengan membandingkan lima penelitian di seluruh dunia, peneliti menemukan bahwa alat ini 99 persen akurat untuk pengujian HIV di populasi berisiko tinggi dan 97 persen pada populasi berisiko rendah.

OraQuick HIV1/2 tidak menggunakan air liur melainkan menyerap antibodi secara langsung dari pembuluh darah di selaput lendir mulut. Alat tes akan menarik antibodi HIV dari jaringan di pipi dan gusi, Anda cukup menunggu 20 menit untuk melihat hasilnya.

"Pengujian adalah landasan pencegahan, pengobatan dan strategi perawatan. Walaupun penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa pengujian berbasis cairan OraQuick HIV1/2 memiliki janji besar, kami yang pertama yang mengevaluasi potensi di tingkat global," jelas Dr Nitika Pant Pai, pemimpin studi dari McGill University, seperti dilansir Dailymail, Rabu (25/1/2012).

Hasil studi yang diterbitkan dalam The Lancet Infectious Diseases edisi minggu ini, memiliki implikasi besar bagi negara-negara yang ingin mengadopsi strategi pengujian diri untuk HIV.

Tes HIV secara oral (lewat mulut) telah menjadi salah satu tes paling populer karena penerimaan dan kemudahan penggunaan. Pengujian dengan cara ini bisa non-invasif (tidak merusak), bebas rasa sakit dan lebih nyaman bagi pengguna.

"Melakukan tes HIV di klinik publik membuat orang enggan karena visibilitas, stigma, kurangnya privasi dan diskriminasi. Sebuah pilihan pengujian rahasia seperti pengujian mandiri (dengan alat OraQuick HIV1/2) bisa mengakhiri stigmatisasi terkait dengan tes HIV," tutur Dr Pai.

Populasi berisiko tinggi dapat memperluas epidemi HIV tetapi mereka juga menghadapi diskriminasi, kekerasan dan marjinalisasi sosial dari pelayanan kesehatan.

UNAIDS memperkirakan secara global 90 persen pria yang berhubungan seks dengan pria tidak memiliki akses terhadap layanan yang paling dasar terhadap kesehatan seksual.

"Tes HIV oral dapat menjadi alat yang ampuh untuk populasi berisiko tinggi, tapi pengujian mandiri harus disertai dengan keterkaitan dengan perawatan untuk mencapai hasil kesehatan yang baik," kata Dr Rosanna Peeling, co-penulis studi dari London School of Hygiene & Tropical Medicine.



Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More