Pages

Rabu, 25 Januari 2012

Dokter Diadili Karena Bersihkan Akar Gigi Pakai Jepit Kertas

img
Michael Clair (Dailymail)
Boston, Hanya untuk menghemat pengeluaran, seorang dokter gigi melakukan perawatan saluran akar gigi bukan dengan peralatan stainless steel melainkan dengan jepit kertas. Dokter itu kini diadili karena membuat para pasiennya berisiko infeksi.

Penggunaan penjepit kertas untuk perawatan saluran akar gigi (root canal treatment) dinilai merugikan pasien karena berisiko memicu nyeri dan infeksi. Biasanya untuk keperluan tersebut, dokter gigi akan menggunakan peralatan khusus yang terbuat dari stainless steel.

Namun Michael Clair (52 tahun), seorang dokter gigi asal Fall River, Massachusetts memilih menggunakan penjepit kertas yang dimodifikasi agar ongkos perawatan yang dibebankan ke pasien bisa lebih murah. Tujuannya baik, namun risiko yang ditanggung oleh pasien tentu tidak sebanding.

Saat kasus ini disidangkan, terungkap bahwa sebelumnya Clair pernah dicekal pada tahun 2002 karena beberapa kasus lain termasuk penggelapan bantuan dari Medicaid. Namun seperti dikutip dari Foxnews, Rabu (25/1/2012), antara Agustus 2003-Juni 2005, Clair kembali berpraktik di New Harbour Mall dengan memakai izin praktik dokter lain.

Meski belum ada pengaduan dari pasien yang mengalami infeksi setelah dirawat Clair, namun para pasien diimbau melakukan pemeriksaan ke dokter gigi lain untuk mengantisipasi risiko infeksi akibat penggunaan jepit kertas. Sebab jika terlambat dideteksi, dikawatirkan dampaknya bisa lebih buruk.

Perawatan akar gigi biasanya dilakukan jika ada celah atau lubang pada akar gigi yang bisa menjadi pintu masuk bagi kuman. Karena di bawah akar gigi banyak terdapat saraf dan pembuluh darah, maka masuknya kuman ke tempat itu bisa sangat berbahaya.

Pasien yang menjalani perawatan saluran akar gigi biasanya dibius lokal sehingga tidak terasa sakit. Alat-alat yang digunakan harus benar-benar steril, sebab jika tidak risiko infeksi akibat masuknya kuman ke dalam saluran akar malah menjadi makin besar.



Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More