Pages

Kamis, 19 Januari 2012

House of Poo Poo, Restoran A la Toilet

House of Poo Poo, Restoran A la Toilet

Membicarakan hal-hal menjijikkan saat makan adalah pantangan. Selain membuat mual, orang bisa dianggap tak beretika. Namun, di restoran ini hal tersebut tidak berlaku. Apa daya, hampir semua menu di sini bernama dan berbentuk seperti poop.

Ada-ada saja ide Qin Min, manajer restoran House of Poo Poo. Untuk membuat restorannya terkenal, ia tidak lagi mengandalkan rumusan 'makanan enak dan pelayanan yang ramah'. Ia malah membuat restorannya terlihat 'menjijikkan'.

Sejak memasuki restoran yang terletak di Beijing, Cina ini, kita akan disambut suasana layaknya kakus. Mulai dari kursi berupa toilet duduk sungguhan hingga meja kaca transparan yang di bawahnya terdapat wastafel atau bak mandi. Sebelum duduk, Anda perlu mengangkat tutup toilet yang berfungsi sebagai sandaran punggung.

Pelayan akan datang memberikan daftar menu. Judulnya saja sudah mengaduk-aduk perut. Mau pilih 'Poo Funny Mud' (mashed potato) atau 'Our Famed Constipation' (kentang goreng)? Terserah Anda.

Anda akan lebih terkejut lagi ketika melihat menu yang Anda pesan ternyata disajikan di pispot atau urinal mini. Minumannya disajikan di gelas yang berbentuk mirip kotoran. Jika Anda tipe orang yang mudah jijik, jangan pesan mashed potato dan es krim karena bentuk dan warnanya persis feses.

Restoran yang menargetkan anak muda ini sudah beroperasi sejak Juni 2008. Dekorasinya dibuat unik dan berwarna-warni. Bahkan di belakang meja kasir terdapat deretan cinderamata berupa boneka atau pajangan bertema toilet atau kotoran.

Sebanyak 50 kursi di House of Poo Poo biasanya dipenuhi mahasiswa. Wajar saja, harga yang ditawarkan cukup terjangkau, yaitu rata-rata 20 yuan atau setara Rp 28 ribu. Namun, menurut komentar salah satu pengunjung yang mencoba makanan di sana, porsinya kecil dan rasanya biasa saja (dikutip dari mitadmissions.com).

Meski unik, restoran bertema toilet ini bukanlah yang pertama di dunia. Sebelumnya sudah ada restoran serupa di Taiwan, New York, Tokyo, dan beberapa tempat lain yang terbukti sukses selama bertahun-tahun.

 

 

 

Sumber 

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More