Restoran A Thousand and One Nights yang terletak di Herat, Afghanistan, mungkin terlihat sama saja dengan restoran lainnya. Sajiannya tak jauh dari shisha dan kebab. Namun tiga pelayannya, Mohammad, Burhan dan Abdul Rahman ternyata memikat perhatian pelanggan untuk berkunjung. Tiga pemuda ini memiliki badan yang kerdil atau disebut juga Dwarfism.
Sehari-harinya, ketiga pelayan resto ini mengenakan seragam kemeja biru cerah, celana panjang hitam, dan rompi. Mereka bekerja dengan cekatan, ramah dan murah senyum. Seringkali mereka mendapatkan tatapan heran dari pembelinya. Namun sering juga pembeli mengajak mereka berfoto bersama.
Dengan tinggi rata-rata 120 cm, pemerintah setempat mengklasifikasikan Mohammad, Burhan dan Abdul Rahman sebagai kaum disabled. Namun nyatanya, mereka tak pernah mendapatkan bantuan ataupun perhatian dari pemerintah.
Di Afganistan sendiri, lahan pekerjaan sangatlah jarang. Banyak pria dengan tubuh tinggi normal yang kesulitan mendapatkan pekerjaan. Beruntung, ketiga lelaki ini memiliki pekerjaan yang layak, bahkan menjanjikan.
“Saya sangat senang di sini. Saya punya pekerjaan, saya punya penghasilan, dan saya bisa membantu keuangan keluarga”, kata Mohammad.
Sang pemilik restoran, Barek Ainak, punya alasan sendiri mengapa ia mempekerjakan laki-laki bertubuh mungil ini. “Mereka bisa melakukan semua hal dengan normal. Sayangnya, mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak di tempat lain. Saya pikir, itu akan menjadi daya tarik para pembeli, karena selain unik, pelayan-pelayan ini sangat ramah dan baik pada semua orang”.
Para pelanggan restoran menyukai cara Mohammad, Burhan dan Abdul Rahman melayani mereka. Ainak mengakui jika ia mengajak ketiga lelaki ini bekerja karena ia paham, sangat sulit mendapatkan pekerjaan layak di tempat lain, karena tinggi badannya yang tak normal.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar