Berat badan yang dimiliki seseorang bisa dipengaruhi oleh banyak hal termasuk lingkungan dan musim, salah satunya musim dingin membuat orang jadi lebih gemuk. Kenapa begitu?
Beberapa orang memilih terus mengunyah atau makan untuk menghilangkan rasa dingin dan membuat tubuh tetap hangat. Namun ternyata pemikiran seperti itu tidaklah benar karena tidak membuat tubuh hangat tapi justru menaikkan berat badan.
"Satu-satunya lemak yang bisa membuat seseorang jadi hangat adalah jaringan adiposa coklat yang dimiliki oleh bayi dan yang diturunkan oleh faktor genetik," ujar Ahmed Ahmed, konsultan bedah gastroenterologi dan bariatric dari Bupa Cromwell Hospital, seperti dikutip dari Dailymail, Rabu (1/2/2012).
Ahmed menuturkan lemak yang berasal dari kelebihan kalori adalah jaringan adiposa putih dan bukan yang coklat. Lemak putih ini berfungsi untuk menyimpan energi sedangkan lemak coklat untuk membakar kalori agar lebih hangat. Biasanya orang yang memiliki kelebihan berat badan akan merasa jadi lebih dingin.
Jadi kenapa orang ingin terus makan saat dingin?
Hal ini berkaitan dengan teori jaman dulu yang mana genetik manusia diprogram untuk meningkatkan cadangan lemak di musim dingin agar membantunya bertahan hidup saat sulit mendapatkan pangan. Namun saat ini seseorang tidak perlu menyimpan lemak, karena pangan sudah tersedia lebih mudah.
"Gen kita dapat mendukung penyimpanan lemak, tapi Anda bisa mengendalikan apa yang terjadi dengan membuat pilihan makanan yang tepat," ujarnya.
Tubuh manusia sebenarnya bisa mempertahankan suhu inti untuk menjaga kehangatan selama musim dingin. Rasa lapar yang muncul tak hanya dipengaruhi oleh pikiran tapi juga akibat hormon melatonin (hormon yang bisa membuat orang merasa ngantuk dan juga berperan dalam selera makan).
"Pada musim gugur, semi dan panas, tingkat melatonin menurun. Tapi di musim dingin kadarnya mengalami kenaikan sehingga berdampak pada nafsu makan," ujar Dr Perry Barret dari Aberdeen University.
Pada kebanyakan mamalia, peningkatan melatonin mengurangi rasa lapar. Namun dalam beberapa spesies tertentu sistem yang sama menghasilkan efek yang berlawanan, hal ini yang menjelaskan mengapa rasa lapar meningkat saat musim dingin dan berat badan manusia naik.
Pada musim dingin seseorang cenderung memiliki kebahagiaan yang rendah dan mengalami bosan, sehingga memicu orang untuk mencari kenyamanan termasuk melalui makanan, karenanya orang lebih banyak mengonsumsi makanan padat energi, berkalori dan cenderung manis atau berlemak saat dingin.
"Camilan tinggi gula ini mengakibatkan penurunan mendadak kadar gula darah yang memicu timbulnya keinginan untuk konsumsi lebih banyak energi. Kondisi ini menyebabkan terjadinya penyimpanan kalori berlebih sebagai lemak," ujar Dr Barret.
Studi lain menunjukkan kurangnya paparan vitamin D dari sinar matahari ketika musim dingin juga mempengaruhi berat badan. Saat musim dingin orang akan keluar rumah dengan menggunakan pakaian tertutup sehingga kulitnya hanya sedikit terkena cahaya sinar matahari yang dibutuhkan untuk sintesis vitamin D.
"Vitamin D yang sedikit akan mengurangi kerusakan lemak dan memicu penyimpanan lemak, sehingga kalori yang dikonsumsi akan disimpan dalam jaringan lemak," ujar Dr Stephanie Dillon, dosen senior nutrisi di University of Central Lancashire.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar