Agar bisa menjalankan fungsinya dengan baik, otak memiliki tingkat kebutuhan yang berbeda dibandingkan bagian tubuh lainnya. Berat otak hanya 10% dari tubuh, namun kebutuhan energinya lebih dari 40% dari berat tubuh.
Otak membutuhkan glukosa untuk bahan bakar energi. Glukosa diperoleh tubuh dari pengolahan karbohidrat dan gula yang dikonsumsi tubuh, dari otot dan dari tempat penyimpanan di dalam tubuh.
Gula cepat diserap oleh tubuh sehingga dengan cepat menaikkan kadar insulin. Namun insulin yang dihasilkan juga menurun dengan cepat sehingga tubuh cepat merasa lapar, capek dan lelah.
Peneliti menemukan senyawa gula yang yang lebih lama dicerna tubuh sehingga lebih lama disimpan dalam darah. Senyawa ini disebut isomaltulosa. Jika gula biasa diproses tubuh hanya dalam waktu 1 jam, isomaltulosa bisa bertahan hingga 3 jam.
"Suplai energinya tidak terlalu tinggi dibanding karbohidrat biasa, tapi efeknya bisa bertahan lebih lama," kata Anne Schaafsma, PhD, pakar nutrisi dari FrieslandCampina dalam acara Scientific Media Briefing mengenai manfaat isomaltulosa bagi perkembangan kognitif anak di Hotel Pullman, Jakarta (19/3/2012).
Isomaltulosa merupakan senyawa gula yang diturunkan dari sukrosa. Senyawa ini banyak ditemukan pada madu dan gula tebu. Menurut Schaffsma, apabila tubuh lebih lama memproses glukosa, maka tekanan metabolik yang terjadi juga menurun. Akibatnya, akan meningkatkan kemampuan otak.
"Efek ini paling terlihat kentara pada anak-anak. Penyebabnya adalah karena anak-anak sedang ada dalam masa pertumbuhan dan cenderung banyak bergerak," kata Schfaasma.
Schaafsma juga menambahkan, penelitian mengenai isomaltulosa ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1960-an. Tapi yang melihat kaitannya dengan peningkatan kemampuan otak baru beberapa tahun terakhir saja.
Sumber
1 komentar:
saya ucapkan terimakasih atas aritkel dan gambar yang anda buat sangat bagus dan bermanfaat bagi saya.
http://obatpenyakitkelamin.strikingly.com
Posting Komentar