Pages

Selasa, 10 Januari 2012

Cerita Es Krim Dulu & Kini

detail berita

BANYAK orang menyukai es krim yang kini disajikan dalam beragam rasa nan nikmat. Namun, tak banyak orang tahu sejarah es krim.

Menurut Chef Sandra Johan, es krim sudah ada sejak sekira 300-400 Sebelum Masehi pada masa Kaisar Nero di Romawi. Bentuk es pada masa itu seperti es serut, yang terbuat dari salju halus dan disantap bersama potongan-potongan buah dan madu gunung.

Es yang kita kenal sekarang ini sebenarnya ditemukan pertama kali oleh bangsa China pada sekira 700 masehi. Es krim menjadi makanan persembahan bagi Kaisar Tang dari Dinasti Shang. Kaisar Tang adalah seorang penggemar kuliner, yang meminta para koki istana untuk membuat es krim dari campuran salju, susu sapi, dan tepung yang kemudian diaduk hingga mengental.

Kemudian, tahun berlalu dan China membuka hubungan dagang dengan Italia. Pembukaan jalur dagang ini kemudian membuat Marcopolo, seorang penjelajah lautan asal Italia membawa resep es krim dari China ke negaranya. Di Italia, resep es krim ini kemudian dimodifikasi dengan sirup dan campuran es. Jadilah es krim a la Italiano yang kemudian dinikmati oleh kaum bangsawan Eropa dan menyebar ke seluruh penjuru dunia.

Sejak itu, es krim semakin berkembang dengan berbagai modifikasi dan teknik pembuatan. Ada french-style ice cream, yang terbuat dari kuning telur dan populer di dataran Amerika. Di Amerika, kemudian teknis ini dikembangkan menjadi philadelphia ice cream, yang terbuat dari putih telur ditambah berbagai rasa, seperti coklat, vanilla, dan stroberi.

Di Amerika, es krim baru populer pada abad ke-19, seiring penemuan mesin pembuat es krim untuk memenuhi permintaan rakyat Amerika yang tinggi terhadap kudapan ini. Dari Amerika pulalah muncul sebutan es krim, yang berasal dari kata "iced cream".

“Di Indonesia, es krim dibawa oleh bangsa Belanda, dan pada awalnya merupakan jenis makanan yang sangat mahal dan mewah,” tutur Chef Sandra pada acara "Inspirasi Rasa Nusantara bersama Wall's Dung Dung" di Demang Restaurant & Coffee Lounge, Jakarta, Selasa (10/1/2012).

Es krim pada awalnya dikonsumsi di Iced Cream Saloon di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Surabaya, Malang, Medan, dan sebagainya. “Yang dapat mengonsumsi es krim hanyalah orang-orang Belanda dan sebagian kecil masyarakat Indonesia. Karena iri melihat sinyo dan noni Belanda mengonsumsi es krim dengan lezatnya, rakyar Indonesia tidak kehilangan akal untuk berkreasi,” lanjutnya.

Ia menambahkan, rakyat Indonesia mengganti bahan dasar es krim berupa susu, yang pada saat itu sangat mahal, dengan santan. Santan yang terbuat dari kelapa ini banyak sekali terdapat di Indonesia, kemudian diolah menjadi es krim. Caranya, santan diaduk di dalam ember kayu, dengan campuran es dan garam selama 6-8 jam. Es krim santan ini kemudian dikreasikan dengan tambahan rasa lokal, seperti kelapa, kopyor, nangka, alpukat, ketan hitam, dan lain-lain.

Es krim santan kemudian dijajakan keluar-masuk kampung menggunakan pikulan atau gerobak kecil. Es krim gerobak menggunakan gong kecil yang bila dipukul berbunyi dung-dung-dung, dan sejak itu dikenal dengan nama es dung dung.

Es krim disajikan dengan roti tawar, cone, maupun dalam gelas kaca. Selain mendapat sebutan sebagai es dung dung, es krim jenis ini juga dikenal sebagai es puter, yang menjadikannya makanan penutup tradisional khas Indonesia. Es dung dung dengan bahan dasar santan ini juga istimewa karena merupakan satu-satunya es krim di dunia yang menggunakan bahan dasar santan.

“Belum ada negara atau bangsa manapun di dunia yang mengklaim penggunaan bahan dasar santan untuk es krim selain Indonesia,” tutup Chef Sandra.




Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More