Pages

Kamis, 12 Januari 2012

Kopitiam Oey Mulai Seduh Kopi di Thamrin City

Kopitiam Oey Mulai Seduh Kopi di Thamrin City
Indonesia adalah negara penghasil kopi ketiga terbesar di dunia, setelah Brazil dan Vietnam. Sayang, budaya kopi kita belum kuat. Selain itu, kedai kopi yang ada di pusat perbelanjaan biasanya menjual kopi dengan harga mahal.

Fakta tersebut mendorong Bondan Winarno untuk mendirikan usaha kuliner bernama 'Kopitiam Oey' pada Maret 2009. Kini, sudah ada 12 kedai beroperasi di seluruh Indonesia. Thamrin City adalah lokasi outlet terbarunya yang resmi dibuka pada Rabu (11/1). Di acara tersebut, Bondan bercerita tentang bisnis kedai kopinya.

Di Kopitiam Oey, jenis kopi yang digunakan adalah robusta, arabika, dan kopi Turki. Jenis yang terakhir ini merupakan pilihan menu baru.

“Saya senang dengan budaya Turki, termasuk makanan dan minumannya. Di sana, budaya ngopi dan ngeteh kuat,” tutur Bondan mengenai alasannya mengimpor kopi dari negara di Asia Barat tersebut. “Kopinya enteng, tapi rasanya mantap,” tambahnya.

Kopi robusta dan arabika didatangkan dari pabrik kopi Aroma, Bandung. “Kopi di sini bermutu tinggi. Pemiliknya sangat idealis. 'Pokoknya robusta harus disimpan selama 5 tahun, sedangkan arabika 7 tahun,' katanya,” ujar Bondan.

Robusta memiliki karakteristik kuat, baik dari aroma, rasa, hingga efek bikin mata melek dan jantung berdebar. Arabika tidak terlalu kuat. Biasanya robusta diminum pada pagi hari, sementara arabika pada sore hari. “Di Kopitiam Oey, komposisi robusta dan arabika 3:7,” kata Bondan.

Menurutnya, meski 'kopitiam' berarti 'kedai kopi', hanya 30% orang yang memesan kopi di warungnya. Makanya ia juga menyediakan alternatif minuman, seperti teh.

Menu makanan yang ditawarkan di Kopitiam Oey terbilang sederhana. Mulai dari singkong rebus sampai sego ireng yang pulen, gurih, dan pedas. Sego ireng berwarna hitam karena diberi kluwek. Di atasnya ditaburi telur dadar iris, ayam suwir, bawang goreng, dan irisan cabai rawit.

Bagi Bondan, makanan boleh biasa, yang penting tempatnya harus luar biasa. “It's not the food, but the dining experience,” ujar Bondan. Memang, suasana di Kopitiam Oey unik. Semua ornamen, mulai dari pajangan dinding hingga buku menu, membawa kita ke masa lampau dengan nuansa etnik peranakan Tionghoa. Di sini, Anda akan dilayani oleh para 'keponakan', sebutan Bondan untuk para staf kedai kopinya.

Kopitiam Oey sudah tersebar di Solo, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, dan Jakarta. “Sebentar lagi akan buka di Sentul City, dekat rumah saya, biar gampang kalau saya mau ngopi,” kata Bondan.

Ketika ditanya apakah ia berminat membuka usaha kuliner lain, mantan wartawan ini menggeleng. “Saya ini bukan pebisnis. Saya hanya ingin membuka warung kopi yang menjual kopi bermutu dengan harga terjangkau, agar masyarakat kita bisa lebih peduli dan mengapresiasi kopi,” ujarnya.




Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More