Pages

Kamis, 12 Januari 2012

Reaktor Nuklir Tingkatkan Resiko Kanker Darah

img
Paris, Pro kontra mengenai pembangkit tenaga listrik sampai sekarang masih marak diperbincangakan di berbagai belahan dunia. Di samping manfaatnya yang luar biasa, risiko yang ditimbulkan juga sangat berbahaya. Penelitian menemukan bahwa anak-anak yang tinggal dekat pembangkit listrik tenaga nuklir dua kali lipat berisiko terkena leukimia.

Leukemia atau kanker darah adalah jenis penyakit kanker di mana sel-sel darah putih diproduksi secara berlebihan dan mengganggu sel-sel tubuh yang lain. Sebuah penelitian di Prancis telah menemukan bahwa risiko leukemia dua kali lebih tinggi pada anak-anak yang tinggal dekat dengan pembangkit listrik tenaga nuklir.

Sayangnya, penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Cancer ini tidak menyatakan hubungan sebab akibat antara risiko leukemia dengan tinggal dekat pembangkit listrik tenaga nuklir.

Prancis telah menggunakan tenaga nuklir selama tiga puluh tahun dan merupakan salah satu negara yang sangat bergantung kepada nuklir. 75 persen suplai listrik di Prancis diproduksi oleh 58 buah reaktor.

Penelitian yang dilakukan oleh lembaga riset kesehatan Prancis, INSERM, menemukan bahwa pada tahun 2002 hingga 2007, 14 orang anak di bawah usia 15 tahun yang tinggal dalam radius 5 kilometer dari 19 pembangkit listrik tenaga nuklir di Prancis telah didiagnosis leukemia.

Angka ini lebih tinggi dua kali lipat dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Prancis, di mana terdapat total diagnosis 2.753 kasus dalam periode yang sama di seluruh Prancis.

"Hasil temuan ini telah diperiksa secara menyeluruh dan dianggap signifikan secara statistik," kata Dominique Laurier, kepala laboratorium penelitian epidemiologi di lembaga riset keselamatan nuklir Prancis (IRSN).

INSERM telah melakukan penelitian serupa dengan IRSN sejak tahun 1990, tetapi belum pernah menemukan kesimpulan bahwa resiko leukemia lebih tinggi dijumpai pada anak yang tinggal dekat pembangkit listrik tenaga nuklir.

Hasil penelitian juga menunjukkan tidak ada perbedaan risiko antara pembangkit listrik yang terletak di dekat laut atau sungai, atau berdasarkan daya kapasitasnya.

IRSN merekomendasikan penelitian yang lebih menyeluruh tentang penyebab kasus leukemia yang ditemukan di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir ini. Mereka juga berharap agar dapat mengadakan kerjasama penelitian internasional.

"Leukimia adalah penyakit langka, dan menelitinya pada skala yang lebih besar akan memungkinkan hasil yang lebih tepat," imbuh Laurier seperti dilansir Health24.com, Jumat (13/1/2012).

Namun, sebuah penelitian selama 35 tahun di Inggris yang diterbitkan pada tahun 2011 tidak menemukan bukti bahwa anak-anak yang tinggal dekat pembangkit listrik tenaga nuklir lebih berisiko terserang leukemia.

Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan Committee of the Medical Aspects of Radiation in the Environment (COMARE) ini, hanya menemukan 20 kasus leukimia yang berjarak 5 km dari pembangkit tenaga nuklir pada tahun 1969 hingga 2004. Para ilmuwan COMARE mengatakan bahwa angka itu hampir sama dengan daerah yang tidak terdapat pembangkit listrik tenaga nuklir.

Berbeda dengan hasil temuan COMARE, sebuah penelitian di Jerman yang diterbitkan pada tahun 2007 menemukan peningkatan risiko leukimia pada anak-anak yang tinggal dekat pembangkit listrik dalam radius 5 km secara signifikan.



Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More