Pages

Rabu, 08 Februari 2012

Bersabar Saat si Kecil Marah

detail berita


PENELITIAN terbaru menunjukkan bahwa perhatian lebih dari orangtua khususnya ibu pada si kecil ketika tengah marah atau kesal, berdampak positif bagi perkembangan otak sang buah hati.

Sering mendapati sang buah hati merasa kesal atau marah? Mungkin Anda kerap kerepotan menghadapinya. Namun, ternyata ibu yang lebih sabar menghadapi perangai anak semacam ini, bukan hanya meredakan kemarahan anak semata. Lebih dari itu, sang ibu sekaligus mendorong perkembangan otak anak menjadi lebih sehat.

Selama beberapa dekade, peneliti telah mengobservasi perilaku hewan. Ternyata hewan yang dilimpahi kasih sayang dari induknya sejak dini, memiliki otak yang berbeda dengan hewan yang tidak diberi perhatian serupa dari sang induk. Studi juga menemukan bahwa hewan yang diberi perhatian oleh induknya ini dapat mengatasi stres lebih baik ketimbang hewan yang dibesarkan tanpa perhatian orangtuanya.

Hal ini tidak jauh berbeda dengan perilaku manusia. “Dukungan orang tua khususnya pada masa kecil, dampaknya sangat besar dan positif dalam kehidupan anak selanjutnya,” tutur Joan L Luby MD, seorang profesor kejiwaan anak dari Washington University School of Medicine di St Louis, Mo, Amerika Serikat.

Penelitian yang dilakukan Joan ini, seperti dilansir dari Webmd.com, melibatkan 92 anak berusia prasekolah, berlanjut sampai mereka masuk usia sekolah. Untuk proses penelitian ini, Joan dan timnya merekam setiap orang tua dan anak mereka dalam eksperimen yang dinamakan “tugas yang menunggu”.

Kemudian anak-anak dengan kisaran usia 4-7 tahun diberikan hadiah yang dibungkus manis, namun dengan syarat mereka hanya boleh membukanya setelah menunggu 8 menit. Sementara itu, sang ibu diminta untuk mengisiformulir yang diberikan.

“Kondisi ini amat mencerminkan kehidupan pengasuhan yang sering dihadapi orang. Taruhlah ibu memasak makan malam, dan anak sedang marah-marah. Nah, bagaimana Anda menghadapinya?” tanya Joan.

“Saat itulah dibutuhkan dukungan orangtua dalam mengatasi kemarahan si kecil. Seberapa banyak orangtua bisa memberi dukungan kepadanya dan meredakan amarahnya,” timpal Joan.

Kemudian, tim peneliti memberi skor pada masing-masing ibu dalam kemampuan mereka membantu anak mengatasi kemarahan yang melanda anak tersebut. Peneliti melanjutkan mengikuti rekam jejak si anak, dan ketika usia anak telah mencapai 7-13 tahun, otak mereka lalu dipindai menggunakan magnetic resonance imaging (MRI).

Fokus perhatian tim peneliti khususnya adalah ukuran salah satu area di otak yang bernama hippocampus. Hippocampus ini berperan dalam menyimpan memori dan mengatasi stres. Ukuran hippocampus ini berhubungan dengan beberapa faktor, seperti perasaan stres atau depresi yang dihadapi. Ternyata dari 51 anak-anak yang mengikuti penelitian ini tidak mengalami gejala depresi sejak usia prasekolah. Mereka adalah anak-anak yang mendapat perhatian lebih dari ibu mereka dan memiliki hippocampus yang lebih besar seperti tertera hasil scan mereka. Adapun pada anak yang juga tidak mengalami gejala depresi, namun dibesarkan dengan minim kasih sayang, memiliki area hippocampus yang lebih kecil.

“Ini penelitian hebat yang membuka kemungkinan untuk memberikan intervensi pada perkembangan anak,” tutur Ian H Gotlib PhD, seorang profesor psikologi di Stanford University.

Sementara itu, di antara 41 anak yang menderita depresi sejak usia prasekolah, diketahui tidak mendapat sokongan dari orang tuanya. Anak yang menderita depresi namun tetap mendapat perhatian dari sang ibu memiliki hippocampus yang 6 persen lebih kecil dibandingkan anak-anak yang menerima dukungan penuh.

Peneliti mengatakan, hal ini bisa jadi lantaran efek positif dari pola pengasuhan orangtua yang menghalangi efek negatif dari depresi. Tak pelak pengasuhan orang tua khususnya ibu sangat membantu anak mengatasi rasa kesal atau marah yang melanda. Di lain pihak, Ian mengatakan,anak-anak yang menunjukkan tanda-tanda depresi tetap bisa dibantu.



Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More