Sebuah penelitian terhadap penggunaan teknologi 3D di sekolah dilakukan oleh Profesor Anne Bamford dari University of Arts, London. Ia melakukan penelitian mengenai keefektifan konten 3D yang digunakan di 15 sekolah di tujuh negara. Kesimpulan yang didapat, para peneliti melihat bahwa para siswa akan mengingat dan bersikap lebih baik ketika
mendapatkan pengajaran tentang sebuah materi yang disampaikan dalam 3D.
Penelitian tersebut dilakukan dengan membagi kelompok siswa menjadi dua: kelompok yang mendapatkan konten 3D dan yang mendapatkan konten 2D. Hasilnya, siswa di kelas 3D dapat mengingat lebih banyak setelah waktu berjalan satu bulan. Perbandingan hasil tes di antara kedua kelompok tersebut adalah 17 persen berbanding 8 persen. Para guru juga menyatakan bahwa siswa yang berada di kelas 3D memiliki pemahaman yang lebih dalam, rentang perhatian yang meningkat, dan lebih termotivasi dan aktif.
Saat ini, teknologi 3D bukanlah barang mewah bagi anak-anak. Mereka sudah terbiasa menggunakan teknologi tersebut saat bermain game dan sekitar 90 persen anak pun telah menyaksikan film berformat 3D. Hal tersebut membuat anak tidak akan gagap teknologi bahkan membuat mereka justru menemukan metode pembelajaran yang lebih menyenangkan. Dari sisi para guru, penelitian tersebut juga menemukan bahwa para guru tidak menemukan kesulitan berarti saat menggunakan animasi 3D.
Walaupun teknologi 3D menjadi hal yang bisa meningkatkan proses pembelajaran siswa, kenyataannya saat ini teknologi tersebut masih tergolong mahal. Jika itu terlaksana pun, hanya sekolah-sekolah tertentu bermodal besar yang bisa menyediakan fasilitas tersebut.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar