Banyak orang yang tergila-gila dengan harum dan manisnya durian. Di sisi lain, tak sedikit pula orang yang tidak kuat berada dekat-dekat dengan buah berduri ini karena baunya yang menyengat. Durian adalah salah satu contoh acquired taste.
Enak atau tidaknya suatu makanan memang relatif, tergantung dari orang yang mencobanya. Namun makanan yang tergolong acquired taste memiliki dua kutub ekstrim yang berseberangan, yaitu pecinta dan pembenci. Jumlah anggota kedua kubu sama besar.
Secara harfiah, acquired taste berarti 'rasa yang diperoleh'. Sedapnya rasa makanan dan minuman tertentu baru dapat diperoleh setelah beberapa kali dicicipi. Hal ini disebabkan oleh bau, rasa, atau penampilannya.
Selain durian, ada beberapa makanan dan minuman yang termasuk acquired taste, di antaranya:
1. KimchiMakanan tradisional Korea ini mulai banyak dikenal di Indonesia seiring meluasnya demam produk a la negeri ginseng tersebut. Kimchi adalah sayuran yang difermentasi, biasanya kol, lobak, bawang bombay, dan mentimun. Rasanya pedas dan asam, serta berbau tajam.
3. Tiram mentahHewan laut ini bisa diolah dengan berbagai cara, termasuk dimakan mentah. Karena amis dan teksturnya kenyal berlendir, banyak orang tidak menyukainya. Meski demikian, banyak pula yang senang menyantapnya dengan siraman air jeruk lemon atau campuran vinegar dan bawang merah.
5. ZaitunMinyak zaitun memang menyehatkan. Dari segi rasa dan aroma, tidak ada yang mencolok. Berbeda dengan buah zaitun. Rasanya pahit, meski kadang juga asin, asam, atau berminyak. Secara genetis, tubuh kita akan bereaksi negatif terhadap rasa pahit karena biasanya rasa pahit adalah indikasi sesuatu yang berbahaya bagi tubuh. Makanya, meski kaya nutrisi, banyak orang tidak suka makan buah zaitun.
6. Petai dan jengkolDuo sayuran berbau khas ini umumnya tersedia di warung-warung makan kecil di pinggir kota atau di pedesaan. Rasanya pahit, tapi bila diolah dengan benar, petai dan jengkol bisa terasa nikmat. Aromanya bertahan lama di tubuh, sampai-sampai urin dan nafas juga berbau petai atau jengkol.
0 komentar:
Posting Komentar