Pages

Jumat, 03 Februari 2012

Makan Ayam Pecak di Saung yang Sejuk

Makan Ayam Pecak di Saung yang Sejuk
Potongan ayam kampung yang mungil tanpa lemak ini dibakar dan dimemarkan. Rendaman bumbu yang wangi asam sedikit pedas bikin ayam ini makin sedap. Nikmat disantap dengan kangkung hotplate terasi, plus cocolan sambal. Nasi pulen hangat melengkapi sajian dahsyat gaya Sunda ini!

Resto taman ini sudah cukup lama ada di kota Tangerang, nyaris 20 tahun dan pelanggannya tetap setia kembali. Nama 'Pondok Lauk' memang berarti rumah ikan. Namun, lauk-pauk yang ditawarkan bukan hanya ikan, tetapi hampir semua sajian seafood ada di sini.

Gemericik air yang mengucur dari tepian atap di area makan rumah makan ini memberi suasana adem sejuk. Kolam bening berisi puluhan ikan mas membuat suasana makin nyaman buat rehat mengisi perut. Tawaran menu andalannya adalah gurami goreng, gurami bakar, udang lada hitam, dan kepiting saus Padang.

Selain memesan gurami goreng dan kangkung hotplate terasi, saya justru tergoda buat mencicipi ayam pecak yang gambarnya justru kurang menarik. Sambil menanti pesanan, kami disuguhi sekeranjang mungil kerupuk. Inilah 'kerupuk tunggu' yang diberikan gratis untuk merintang waktu sambil menunggu makanan disajikan.

Suara mendesis disertai kepulan asap dari hotplate berisi kangung dan bumbunya mendarat langsung di meja. Hmm..aroma gurih terasinya langsung menggelitik hidung. Kuah kecokelatan kental diselingi beberapa butir telur puyuh tampak menyembul di sela-sela kangkung. Kangkung segarpun langsung diaduk pelayan hingga layu.

Wouw... kangkungnya krenyes renyah, diselimuti kuah yang gurih, sedikit pedas dengan semburat aroma terasi yang harum. Makin enak disuap dengan nasi putih. Meskipun sederhana, rasanya juara! Demikian juga ikan gurami goreng yang tampil bersayap seperti layaknya gurami terbang di resto Sunda. Dagingnya lembut gurih sementara bagian luarnya garing renyah.

Teknik 'deep frying' yang sempurna membuat gurami ini dari kepala hingga ujung ekor dan siripnya jadi kering renyah. Hasilnya, semua bagian ikan ini habis tandas. Cocolan sambal rawit dan kecap yang tak terlalu manis membuat harmoni rasa ikan air tawar ini makin enak di lidah.

Yang memikat saya justru ayam pecak yang tampilannya agak dekil. Setengah ekor ayam kampung yang mungil ini diwarnai jejak kehitaman gosong. Dikelilingi genangan kuah yang bening sedikit cokelat. Sementara irisan bawang bombay dan bawang putih yang kasar, memenuhi permukaan ayam mungil ini.

Hmm... ternyata rasa ayam ini sangat unik. Ada semburat asam jeruk nipis, gurih dan sedikit manis. Ayamnya empuk, di bagian luarnya agak kering karena dibakar di atas bara api arang. Aroma gosong dan sedikit asam mendominasi ayam yang sangat segar rasanya ini. Mirip dengan rasa pecak gurami khas daerah Tangerang.

Rasa pedas gurih di mulut inipun saya bilas dengan segelas es kopyor gula merah. Sirop gula merahnya beraroma legit wangi, serasi dengan daging kela puan yang renyah gurih. Sebelum meninggalkan rumah makan, sepiring semangka merah yang dingin segar disajikan gratis. Renyah manis semangka tanpa biji inipun menutup makan siang di Pondok Lauk ini.

Kalau melintas ke kota Tangerang, tempat yang asri dengan sajian lauk yang sedap ini bisa jadi andalan. O,ya saya terlewat untuk mencicipi otak-otak ikan tenggirinya yang juga terkenal enak. Wah, memang harus sering-sering mampir ke sini!

Rumah Makan Taman Pondok Lauk - Restoran dan Taman
Jl Baharudin No 34 A
Tangerang, Indonesia
Telepon: 021-5522370



Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More