Seseorang yang perasaannya sangat sensitif biasanya tidak ingin mengecewakan orang lain. Termasuk untuk urusan makan, orang-orang dengan tipe ini tidak akan sungkan untuk makan berlebihan hanya untuk membuat orang lain merasa senang.
Julie Exline, seorang psikolog dari Case Western Reserve University mengatakan bahwa kecenderungan untuk makan demi menyenangkan orang lain yang mengajak adalah hal yang wajar. Namun menjadi tidak wajar jika makannya berlebihan, yang pada akhirnya malah merugikan kesehatan.
Menurutnya saat dalam setiap acara makan bersama, maka akan selalu ada tekanan sosial yang mendorong seseorang untuk memenuhi harapan orang lain yang mengajaknya yakni untuk makan sepuasnya. Orang yang perasaannya sensitif cenderung makan terus jika orang lain di sekitarnya belum berhenti.
"Mereka yang makan berlebihan pada umumnya menyesali perilakunya sendiri. Menuruti tekanan sosial memang tidak selalu bagus," kara Exline yang mempublikasikan penelitiannya itu di Journal of Social and Clinical Psychology seperti dikutip dari Telegraph, Jumat (3/2/2012).
Risiko yang dihadapi ketika makan berlebihan adalah kegemukan, terutama jika dilakukan terlalu sering dan tidak diimbangi dengan olahraga. Komplikasi dari kegemukan bisa bermacam-macam, muali dari kencing manis atau diabetes, hingga masalah jantung dan pembuluh darah.
Exline menyebut tipe kepribadian ini sebagai people-pleaser atau tukang menyenangkan orang lain, meski harus mengorbankan dirinya sendiri. Biasanya tidak hanya terbatas pada urusan makan, tetapi juga hal lain termasuk dalam hal akademis bagi yang masih duduk di bangku sekolah.
Kepribadian ini akan membuat seseorang justru menjadi gelisah dan diliputi perasaan bersalah bila meraih prestasi yang lebih bagus dari yang lain di sekolah. Demikian juga saat olahraga, orang-orang dengan kepribadian ini senang memperlambat larinya hanya supaya orang lain merasa lebih hebat.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar