Pages

Selasa, 24 Januari 2012

Serangan ke Kenya. Peringatkan Admin, Hacker Indonesia Sempat Akui Serangan

Screenshot deface Code Security (Ist.)
Jakarta - Serangan cyber ke situs pemerintah Kenya masih tarik ulur soal siapa pelakunya. Perusahaan keamanan Trend Micro menyangsikan serangan atas nama hacker Indonesia, namun sebaliknya sosok yang dimaksud mengklaim juga menjadi bagian serangan tersebut.

Dalam informasi yang masuk ke detikINET, pelaku yang menyebut sebagai forum code security mengatasnamakan dari sebagai Blackhat Indonesia dan telah menyerang sejumlah situs pemerintah Kenya. Sejumlah situs yang memiliki domain akhiran .go.ke diusik dengan aksi deface.

Serangan ini disebutkan bukan lantaran kesal, namun lebih sebagai peringatan kepada pihak admin situs tersebut.

"Kami sudah peringatkan admin web dari negara kenya beberapa lalu, namun tidak dihiraukan sedikitpun dengan kelemahan di dalam servernya. Kami merusak bukan berarti jahat semata, kami takut akan para hacker lain atau carder yang mengintai sistem dan jalur masuknya di negara itu, sehingga kami peringatkan dengan tegas seperti ini," tukas salah satu pelaku berinisial nobita_chupuy.

"Jujur saja di dalam server itu banyak sekali scammer/mailer yang berfungsi untuk mengelabui atau bisa dibilang hacker yang melakukan penipuan (carder/scammer)," lanjutnya.

Selain itu, kelompok hacker code security pun tak tahu menahu siapa yang telah melakukan perusakan lainnya hingga fatal seperti ini. Pasalnya pelaku tidak mengenal dekat dengan forum hacker lain yang 'bermain-main' di situs-situs pemerintah Kenya.

Sebelumnya, nama Indonesia disebut sebagai negara asal hacker yang menyerang dan merusak lebih dari 100 website pemerintah Kenya. Pihak E-Goverment Kenya sendiri telah mengindikasi bahwa pelaku adalah bagian dari forum keamanan online Indonesia yang dikenal sebagai Forum Code Security dengan salah satu pelaku menyebut dirinya sebagai Direxer.

Tim investigasi TrendLab dari Trend Micro sendiri telah melakukan penyelidikan mengenai kebenaran aksi tersebut.

"Hasilnya, tim investigasi TrendLab menyimpulkan bahwa setelah mengidentifikasi profiling dari penyerang yang terkonsolidasi tersebut yang berasal dari beberapa wilayah/negara berbeda dan tidak dilakukan sendirian oleh kelompok bernama Direxer, termasuk menyebut asal Indonesia sendiri adalah tidak benar," jelas Trend Micro.

"Karena rata-rata hacker bersifat patriotik dan jelas tidak ingin mendiskreditkan negara asal mereka. Yang pasti tujuan dari para hacker tersebut adalah mengalihkan perhatian orang dari penyerang yang sebenarnya," pungkasnya.




Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More