Pages

Senin, 16 Januari 2012

Obat-obat yang Bisa Sebabkan Peningkatan Berat Badan

img
  Tanpa disadari obat-obatan yang diminum untuk mengobati penyakit tertentu ternyata bisa meningkatkan berat badan seseorang. Untuk itu tanyakan dulu ke dokter apa efek yang didapat jika sedang mengonsumsi obat-obatan.

Obat-obat tertentu misalnya untuk diabetes, tekanan darah tinggi dan depresi ternyata dapat menyebabkan kenaikan berat badan. "Pasien dan dokter harus lebih menyadari hal tersebut," kata Lawrence Cheskin, MD, direktur Johns Hopkins Weight Management Center, di Baltimore.

Berikut 13 obat yang dapat menyebabkan kelebihan berat badan seperti dikutip dari MSNHealth, Senin (16/1/2012) antara lain:

1. Paxil (paroxetine)

Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) umumnya tidak menyebabkan kenaikan berat badan karena meningkatkan antidepresan serotonin, yang membantu seseorang merasa kenyang. Namun, Paxil adalah pengecualian.

Paxil adalah salah satu obat yang digunakan untuk perawatan kecemasan. Tetapi jika mengalami peningkatan berat badan saat mengonsumsi obat tersebut maka segera berkonsultasilah dengan dokter. Mungkin dokter dapat beralih memberikan obat SSRI yang lain.

2. Depakote (asam valproik)

Depakote digunakan untuk mengobati gangguan bipolar dan kejang, dan mencegah migrain. Sebuah hasil menemukan bahwa, 44 persen wanita dan 24 persen pria naik 11 pon atau lebih saat mengonsumsi Depakote selama sekitar 1 tahun.

Obat mempengaruhi protein yang terlibat dalam nafsu makan dan metabolisme, meskipun tidak jelas mengapa tampaknya lebih mempengaruhi perempuan daripada laki-laki.

3. Prozac (Fluoxetine)

Meskipun Prozac, umumnya dikaitkan dengan penurunan berat badan, tetapi dapat memiliki efek sebaliknya dalam jangka panjang. Sebuah hasil studi menemukan bahwa, meskipun pasien yang mengonsumsi Prozac mengalami peningkatan berat badan dibandingkan kelompok plasebo, yaitu hingga 11 kg dalam 6 bulan pertama.

"Pasien yang mengonsumsi Prozac dapat mengembangkan toleransi terhadap efek rasa kenyang," kata Dr Cheskin.

4. Remeron (Mirtazapine)

Remeron adalah obat antidepresi yang meningkatkan serotonin dan norepinefrin, yang terkait dengan penurunan berat badan. Namun aktivitas antihistamin obat ini dapat berujung pada peningkatan berat badan.

5. Zyprexa (Olanzapine)

Antipsikotik atipikal, seperti Zyprexa dan Clozaril (Clozapine), dapat menyebabkan peningkatan berat badan. Sebuah hasil studi menemukan bahwa, 30 persen orang yang mengonsumsi Zyprexa mengalami peningkatan berat badan sekitar 7 persen atau lebih dari berat badan mereka dalam 18 bulan.

Obat ini, biasa digunakan untuk skizofrenia dan gangguan bipolar, memiliki aktivitas antihistamin kuat dan menghambat serotonin, yang dapat memicu penambahan berat badan. Obat diabetes metformin dapat membantu menjaga peningkatan berat badan.

6. Deltasone (Prednison)

Kortikosteroid oral, seperti Deltasone, lebih kuat daripada bentuk yang dihirup dan membawa risiko yang lebih tinggi untuk kenaikan berat badan, terutama dengan penggunaan jangka panjang. Sebuah survei tahun 2006 jangka panjang kortikosteroid oral sekitar 60-80 persen pengguna telah mengalami peningkatan berat badan.

7. Thorazine (Klorpromazin)

"Ketika Thorazine antipsikotik generasi pertama memasuki pasar pada tahun 1954, sudah jelas bahwa dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Thorazine, bersama dengan Mellaril (thioridazine), memiliki aktivitas antihistamin, yang meningkatkan nafsu makan dan penenang," kata James Roerig, profesor ilmu saraf klinis di University of North Dakota School of Medicine and Health Sciences, di Fargo.

8. Elavil, Endep, Vanatrip (Amitriptyline)

Antidepresan trisiklik (TCA), seperti amitriptyline, terkait dengan peningkatan berat badan dari antidepresan lain atau obat-obatan migrain. TCA mempengaruhi neurotransmitter yang terlibat dalam energi dan nafsu makan, seperti serotonin, dopamin, dan asetilkolin. Tetapi aktivitas antihistamin mereka mungkin adalah alasan untuk peningkatan berat badan.

9. Allegra (Fexofenadine dan Pseudoefedrin)

Aktivitas antihistamin dalam obat psikiatri sering apa yang menyebabkan kenaikan berat badan. Aktivitas antihistamin, bagaimanapun penting untuk efektivitas obat alergi. Memblokir histamin dapat mengganggu enzim dalam otak yang membantu mengatur konsumsi makanan.

10. Diabinese, Insulase (Klorpropamid)

Beberapa obat diabetes tipe 2 dapat menyebabkan penurunan berat badan. Namun, obat lainnya dapat memiliki efek sebaliknya. Obat-obatan seperti sulfonilurea, Insulase Diabinese, Actos dan Prandin dapat merangsang produksi insulin atau kegiatan yang menurunkan gula darah dan dapat meningkatkan nafsu makan.

11. Insulin

Insulin cenderung dapat meningkatkan berat badan. Tetapi jenis tertentu, seperti Levemir insulin long acting, memiliki efek yang tidak terlalu ekstrim. Hasil studi menemukan bahwa, banyak orang memperoleh hampir 11 pon rata-rata selama 3 tahun pertama setelah mengkonsumsi insulin. Sekitar setengah dari berat badan diperkirakan terjadi dalam tiga bulan pertama.

"Obat-obat yang digunakan untuk mengobati beberapa kondisi yang merupakan hasil dari obesitas, seperti diabetes tipe 2 cenderung membuat lebih gemuk," kata Dr. Cheskin.

12. Tenormin (atenolol)

Obat untuk tekanan darah tinggi, seperti Tenormin, Lopressor (Metoprolol), dan Inderal (Propranolol), dapat menyebabkan peningkatan berat badan. Hasil studi menemukan bahwa, orang yang memakai Tenormin mengalami peningkatan berat badan sekitar 5 kg lebih banyak dibanding kelompok plasebo. Obat ini dapat memperlambat pembakaran kalori dan menyebabkan kelelahan.

13. Pil kontrasepsi (pil KB)

"Pil KB sering disalahkan sebagai penyebab kenaikan berat badan, tetapi sebagian besar tidak beralasan," kata Dr. Cheskin.

Hanya long-acting, hanya injeksi progestin depot medroxyprogesterone acetate (DMPA) telah konsisten dikaitkan dengan penambahan berat badan.




Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More